Sehubungan sejak januari s.d Februari 2016 saya sudah 2X pulang ke Bali dari Jakarta dengan menggunakan gas injak (Mobil), sampai saya berasa jadi seperti sopir travel, maka kali ini saya berencana menggunakan gas tarik (motor), biar sekalian bisa lebih lincah untuk explore sisi lain Pulau dewata beserta 3 Nusa.
kenapa saya menyebut sisi lain Pulau Dewata? Karena touring kali ini saya tidak akan mengunjungi obyek2 wisata yg sudah sangat populer di Bali, seperti; Uluwatu, Pandawa, Kuta, Tanah Lot.
Coretan saya kali ini akan menceritrakan touring saya mengunjungi obyek2 wisata yang bisa dibilang anti mainstream, seperti: Bukit Asah, Sekumpul, Dusun Kuning, Pasih Uug, Mata air Tembeling dll.
Memang masih belum komplit, tapi segera mungkin saya akan kembali pulang ke Bali dalam waktu dekat ini untuk kembali explore obyek2 wisata anti mainstream yang lain.
Kamis 24 maret 2016 (Bekasi - SPBU Utama Raya)
Jam 02.00 wib saya start dari rumah di Kodya Bekasi, hanya ber 2 saja dengan Andini (Megapro 2001 kesayangan saya).
Senang sekali rasanya bisa kembali menggunakan gas tarik, setelah sempat pensiun Touring motor selama 6 bulan, sejak kembali dari Touring Lebaran part 5 pada September 2015 (saat itu touring selama 1 bulan).
Diluar kemacetan serta kepadatan lalulintas menjelang long weekend dan hujan deras yang turun nyaris tanpa henti sejak dari Gresik (dekat Waduk Bunder); perjalanan terbilang aman tentram tanpa masalah, hanya saja sol sepatu saya (sepatu gunung murahan buatan Cina) sempat lepas, tepatnya mangap lebar seperti mulut buaya saat menerjang banjir di jalur antara Gresik - Kriyan, Sidoarjo.
Sialnya; saat yg kanan sudah di sol di pasar Krian, yg kiri latah; ikut2an lepas juga sol2 an nya:tepat didepan Ramayana, Sidoarjo, repot lagi cari tukang sol sepatu karena hari sudah menjelang malam, akhirnya saya ikat saja dengan karet ban, dan hasilnya di kota Sidoarjo yg sedang sangat ramai itu; saya dengan tampilan dekil habis kehujanan & sepatu diikat karet ban menjadi pusat perhatian..untungnya cuma sepatu saya yg diliatin dan bukan sayanya hehe B-) \m/
Sekitar jam 22.00 wib dengan badan basah kuyup & penuh lumpur, saya tiba di SPBU Utama Raya, Situbondo, saya langsung mandi air hangat di Toilet VIP nya seharga Rp 7.000 dan ganti baju, kemudian Tidur di balai balai SPBU yg ada di Bagian timur sambil ngopi & ngemil. Sementara itu beberapa sopir, penjaga SPBU, penjaga kantin dll yang juga sedang istirahat, malah sibuk nongton sinengtrong kalkun.. ehh maksudnya Turki, tapi jangan tanya judulnya apa? saya ga tau, tipi di rumah saya ga nangkap siaran VIVA Media Group soalnya. (n)
.
SPBU ini merupakan tempat favorit saya untuk tidur, karena ada 3 balai di bagian timur dengan setiap balainya berukuran 2 X 3 Meter. Motor bisa diparkir tepat didepannya, ada mobil Polisi yg selalu stand by (keknya juga lg nongton sinetron Turki ..ckckcck), ada minimarket, ATM, Hotel dan cafetaria,
Jumat 25 maret 2016 (SPBU Utama Raya - Gianyar)
Rencana awal saya hanya akan tidur 3 jam saja di SPBU ini sebelum melanjutkan perjalanan, tapi karena malam sebelumnya saya sama sekali tidak tidur, ditambah kemarin lusanya juga hanya tidur 2 jam saja, maka saya bablas tidur sampai jam 04.00 wib..sempat terbangun sih, sekitar jam 02.00 wib karena suara mesin dari Rombongan HCCS (Honda CBR Club Surabaya) yg hendak melanjutkan perjalanan, tapi bukannya lanjut jalan, saya malah lanjut mendengkur lagi. #:-s
Jam 04.10 wib, saya baru melanjutkan perjalanan dan dibagian ini, karena mengejar waktu agar bisa masuk Denpasar sebelum Tengah hari yg pasti akan sueperrr panas & macet, saya terpaksa menarik gas tanpa ampun dengan tidak menyisakan sedikitpun.
Masuk Baluran sekitar jam 05.10 wib (ga tahu pasti), dimana saat masuk masih gelap dan saat keluar matahari sudah mulai sedikit terlihat, terasa sekali segarnya udara pagi, saya langsung menurunkan speed & membuka kaca helm.
Biasanya saya lewat Baluran sekitar jam 23.00 - 03.00 wib sambil ngebut terus tanpa tengak tengok.. tapi ternyata akibat ketiduran tadi ada hikmahnya juga.
Sempat berhenti untuk sarapan dipasar Ga'lean, Asem Bagus, saya tiba di Pelabuhan Ketapang sekitar jam 06.45 wib, ternyata ketemu lagi dgn rombongan HCCS yang tadi di SPBU Utama Raya suara mesinnya sempat membuat saya terbangun..
Hal yang paling mengesalkan saat ini di Pel Ketapang, adalah: kewajiban untuk mengisi form (nama, alamat, usia, nopol kendaraan) yg diberlakukan sejak tenggelamnya Ferry Rafelia 2 (dibagian video roadtrip taon baru paling bawah, ada cuplikan video saat mobil saya memasuki Rafelia 2). Form tersebut nantinya ditunjukkan ke loket tiket untuk dicatat dan diberikan kepada ABK kapal yg akan kita naiki.
Hal yang paling mengesalkan saat ini di Pel Ketapang, adalah: kewajiban untuk mengisi form (nama, alamat, usia, nopol kendaraan) yg diberlakukan sejak tenggelamnya Ferry Rafelia 2 (dibagian video roadtrip taon baru paling bawah, ada cuplikan video saat mobil saya memasuki Rafelia 2). Form tersebut nantinya ditunjukkan ke loket tiket untuk dicatat dan diberikan kepada ABK kapal yg akan kita naiki.
Peta jalur lintas Jawa nya :Peta Jalur Bekasi - Banyuwangi
Klo tidak ada upacara sih, saya akan ajak mereka explore tempat2 wisata yg anti mainstream di Bali, tetapi apa daya.....
"Om Swastiastu Rahajeng Rauh
Ring Bali"
Jam 09.00 wita saya merapat di pelabuhan Gilimanuk dan Tulisan diatas memang tidak ada di Gilimanuk (tidak seperti di Bandara Ngurah Rai), tapi selama 2 Dekade saya mengemudi baik motor atau mobil sendiri pulang ke Bali (mungkin sudah puluhan atau bahkan ratusan kali)..senyuman ramah beraroma mistis khas Pulau Dewata seakan tidak pernah bosan menyapa setiap kepulangan saya ke Bali.
Awalnya saya sempat ragu untuk lewat jalur utara atau selatan Bali, tapi akhirnya dengan pertimbangan ,jalur selatan Bali pasti akan macet parah saat long Weekend, saya langsung gas pol saja via Jalur utara Bali.
Secara jarak dari Gilimanuk ke Kampung saya dengan lewat utara memang lebih jauh dan jalurnya diantara Singaraja - Bangli lebih sulit & berliku, tapi waktu tempuhnya saat jam jam sibuk, biasanya selalu jauh lebih cepat karena jarang sekali ada kemacetan.
Memasuki daerah Pulaki, saya break untuk minum kopi dan es kelapa, karena selain ngantuk, saya juga sedikit dehidrasi. Disini, saya sempat mengambil 1 foto:
![]() |
View dari warung di Pulaki |
Perjalanan berlanjut, di Kota Singaraja, ada seorang Polantas yg memberikan kode; agar saya menghidupkan lampu, padahal saya merasa lampu sudah hidup..ternyata bohlam lampu pendek saya putus, untungnya kejadiannya di Bali dan polisinya juga orang Bali (saya sempat membaca namanya), yg pastinya paham Karma Pala, jadi dia hanya memberitahukan saja, tanpa men stop, kalau di tempat lain..hmmm: pasti saya langsung di tilang..
*om swastyastu... matur suksma nggih, pak
Memasuki Kintamani, dengan posisinya didaerah dataran tinggi yg biasanya selalu hujan, kali ini sangat cerah dan sedang sangat ramai oleh orang2 yg sedang menjalankan upacara adat; sepertinya saat itu, orang2 berdarah Bali dari seluruh pelosok Bumi (termasuk saya), sedang pulang ke Bali karena Lusa (tgl 27maret), serempak akan diadakan upacara di seluruh Bali, seperti; Ngaben, Nikahan dll.
Sayang HP & Kamera saya tersimpan rapih di side bags (ribet ngeluarin lg), pemandangan yg sangat unik tersaji saat itu: gadis2 dengan pakaian adat Bali tapi tetap terlihat modis kekinian, lengkap dengan gadget mahalnya & tongsis, sibuk ber selfie ria berlatar Gunung & danau Batur (pasti mereka orang Bali perantauan), mereka berbaur dengan wisatawan domestik (lagi long weekend) & mancanegara membuat pemandangan menjadi semakin indah menggairahkan :D (y) @};-
Saat itu saya memang tidak berhenti dan foto2 di Kintamani, tapi buat yg belon pernah ke kintamani, biar ga penasaran, nih foto2 dari Roadtrip taon baru 2016 saya:
![]() |
View Danau Batur dari RM Batur Sari |
![]() |
View Dari Penelokan Kintamani |
![]() |
View Danau Batur dDari Dermaga kedisan |
![]() |
View Danau Batur dari Desa Soongan A |
Sekitar Jam 14.00 wita, akhirnya saya tiba di Kampung saya di Banjar JagePerang, Sidan, Gianyar dengan tubuh yang cukup lelah, bisa dibilang ini adalah waktu tempuh terlama saya saat solo riding. Total 35 jam sudah termasuk tidur lebih dari 5 jam.
Biasanya rata2 waktu tempuh saya hanya 30 Jam (termasuk 3 jam tidur), sedangkan waktu tempuh tercepat saya adalah 23 jam 55 menit pada tahun 2011 (tanpa tidur) dan waktu tempuh sebelumnya 26 jam (tanpa tidur) pada tahun 2015..
Tidak sempat istirahat, saya langsung mandi dan kemudian membantu mempersiapkan upaxara ngaben.
* Peta Jalur sudah dilengkapi keterangan
*Rincian Biaya :
- Bensin Premium (saat itu Rp 7.050 / liter) = Rp 210.000
- Makan, minum, rokok & jajan = Rp 250.000
- Ferry Ketapang - Gilimanuk = Rp 23.000
- Sol Sepatu (sebelah kanan di pasar Krian) = Rp 10.000
- Sol Sepatu kanan & Kiri (di Pasar seririt) = Rp 15.000
Total = Rp 508.0000
* Touring kemarin tidak sempat membuat Video, karena 2 Buah SDHC 32GB jatuh & hilang, tapi ini ada Selipan Video Roadtrip Tahun baru 2016 (dengan gas injek tapinya):
Video dari Roudtrip Tahun baru 2016
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar