Di suatu sore tanggal 27/12/2014, saya yg awalnya hanya berniat menghabiskan liburan akhir tahun di rumah saja, tiba tiba; mendapat sebuah telp dari saudara sepupu saya yg tinggal di Bengkulu dan mengatakan bahwa; "dia sedang berada di Jakarta & sebentar lagi akan langsung terbang menuju Bali dgn pesawat".
Sepupu saya tersebut, mati2 an merayu saya, agar saya ikut dengannya ke Bali dan DORRRRRRR, saya mulai bimbang utk tetap berlibur di rumah saja atau menyusulnya ke Bali.
Setelah telp saya tutup, saya langsung menyesal sudah meng"iya"kan ajakan tsb, Mengingat kondisi fisik saya sedang drop, kondisi keuangan sedang krisis, motor sedang tidak fit (belum service, belum ganti rantai set, 2 ban sudah gundul, kelistrikan motor sedang bermasalah), apalagi saya masih cedera, akibat terjatuh dalam kecepatan 90KPJ saat mini touring ke Ujung Genteng beberapa hari sebelumnya, gara2 ban depan yg mendadak meletus.
Yasudah.. saya hanya terpikir utk mengganti Velg Racing saya dgn velg jari2 bawaan motor, mengingat tromol rem belakang velg racing saya sudah sangat haus. Sedangkan utk oli mesin baru terpakai 500km, amanlah untuk sampai Bali (saya ganti oli setiap 2000 - 2500km).
28 Desember 2014
Awalnya saya berniat berangkat dari Jakarta jam 01.00 wib, karena itulah waktu yg paling ideal untuk melintasi Pantura, tapi pekerjaan saya baru selesai sekitar Jam 03.00 wib (dinihari), sehingga, sekalian saja saya putuskan untuk tidur terlebih dahulu.
Tepat jam 07.00 wib, setelah packing secara kilat, Andini (motor saya), mulai saya pacu menuju Bali melewati jalur Pantura, sebagai jalur yg tercepat menuju Bali. Tidak ada yg spesial buat saya dalam hal perjalanan menuju Bali, saya sudah puluhan kali Riding motor atau Driving mobil dari Jakarta menuju Bali sejak sekitar 2 dekade terakhir (sejak saya masih SMA), karena kebetulan Ayah saya berasal dari Bali, tepatnya di Sidan, Gianyar.
Biasanya, setiap perjalanan saya Jakarta - Bali PP (baik dengan mobil atau motor); saya selalu mengemudi sendiri (tanpa diganti) secara non stop, dalam arti hanya berhenti untuk makan atau refueling BBM. Peta jalur Bekasi-Banyuwangi via Pantura
Touring kali ini, saya menerapkan manajemen touring dgn cara yg sedikit berbeda, Mengatur tempo mengemudi dan mempercepat refueling BBM; yg biasanya setelah lebih dari 350km, menjadi hanya sekitar 250km saja, dimana setiap refueling saya barengkan dengan istirahat, makan, minum, ngopi atau sekedar merokok saja, prinsipnya istirahat sebelum lelah, agar tubuh tdk butuh waktu lama utk recovery kembali. Cara mengemudi saya kali ini juga cenderung santai, tidak ngotot & tidak agresif seperti biasanya tapi mengedepankan konsistensi; Hal tsb ternyata terbukti efektif membuat stamina saya tetap prima & tidak merasa Lelah sama sekali, Inilah sebabnya, kenapa saya lebih menyukai Solo Riding, saya bisa bebas mengatur semuanya sendiri, tidak harus menunggu barengan, menyesuaikan dgn speed & waktu istirahat mereka yg akhirnya malah jadi kelewat lama & justru bikin lelah.
Lalulintas hari itu cukup lancar, jam 10.00 wib saya sudah masuk Cirebon (3 jam) dan 14.00 wib sudah masuk Semarang, tapi selepas Kudus, hujan yg kek ababil mulai mengganggu saya, sepertinya "kutukan hujan ababil" ini masih menghantui saya sejak balik solo rding dari Sabang bulan agustus 2014 yg lalu,
..benar2 menyebalkan, karena harus memakai & melepas lagi jas hujan.

Sepanjang perjalanan, saya juga selalu berkomunikasi dgn rekan2 bikepacker yg sedang di Yogya yg menginap ditempat mas dab jarot dan mendapat Info, kalau Jordie & seorang temannya juga otw menuju Bali dari Yogya. Saya yakin, sekalipun mereka start 550km didepan saya, tapi mereka pasti akan tersusul oleh saya di SPBU utama Raya, saat mereka bermalam nanti.
Sekitar Tengah malam (lupa pastinya), saya tiba di SPBU utama raya, banyu guglur - Situbondo (3km di timur Payton)..saya sudah menebak dimana Jordie parkir, saya lgs menghampiri sebuah balai (dibagian timur SPBU) dan langsung berteriak keras membangunkannya, begitu melihat 2 motor plat "B" terparkir didepannya
. Sepertinya dia yg sedang tidur, sangat kaget melihat saya yg tiba2 muncul.
29 Desember 2014
Sekitar 1,5 jam saya mengobrol dengan Jordie sambil menunggu hujan reda, tapi berhubung saya sama sekali tidak mengantuk, stamina masih sangat bugar, ditambah hujan bukannya berhenti, malah tambah deras, maka saya putuskan melanjutkan perjalanan dan meninggalkan Jordie serta temannya.
perjalanan dari SPBU utama raya menuju pelabuhan Ketapang ini, hujan deras disertai angin sangat kencang (bahkan motor jadi seperti selalu terlempar kekanan), sedikit memgganggu perjalanan saya, biasanya dibagian ini saya larikan motor sekencang kencangnya (apalagi saat malam & sepi), tapi kali ini saya harus extra hati2. Sekitar jam 04.00 wib saya sudah tiba di Pelabuhan Ketapang dan tiba di Gilimanuk jam 06.00 wita.
Biasanya saya memilih lewat Jalur Bali Utara tapi kali ini karena tujuan pertama saya adalah Jimbaran, mau tidak mau saya via jalur selatan yg padat. Banyak sekali truk2 asal P Jawa yg kelebihan muatan dan kepayahan menanjak, hal mana membuat antrian mobil2 yg kebetulan sedang padat (menjelang tahun baru) menjadi macet, bahkan sedikitnya 2 buah truk yg saya lihat terperosok masuk selokan atau terbalik diseputaran Negara-Tabanan. Dibagian ini, hujan turun sangat deras, sempat berhenti sebentar saat saya tiba di Denpasar, tapi kembali turun lagi dengan derasnya, bahkan mampu menembus jas hujan & sepatu saya yg membuat saya jadi tidak nyaman.
Setelah 26 jam riding, tepat jam 10.00 wita, saya tiba di kostan adik saya di daerah Jimbaran (dekat Benoa Square), lumayan baik catatan waktu saya, yaitu 26jam, Catatan waktu saya ini memang lebih lambat 4 jam dibanding waktu tempuh tercepat saya, yaitu 22 jam pada 9 September 2011, tapi masih lebih cepat dibanding waktu tempuh rata2 saya, yaitu 30jam. hanya kalau dilihat, biasanya saya tidur 3-5 jam di seputaran Rembang sampai Tuban, sedangkan kali ini karena kondisi sedang fit saya tidak tidur sama sekali, maka waktu tempuh kali ini terbilang normal.
Di kostan adik saya, saya lgs tidur sampai jam 18.30 wita, dan kemudian langsung menuju ke Ubud, tepatnya ke Pertiwi 1 resort di jalan Bhisma, Ubud utk bergabung dengan 3 org rekan saya yg sudah tiba terlebih dahulu, karena mereka berangkat ke Bali dengan menggunakan pesawat.
Cukup kaget saya mengetahui harga penginapan yg mereka ambil, ternyata Rp 2.500.000 / hari
Nominal yg tidak masuk diakal buat saya, yg biasanya hanya tidur di tenda atau SPBU, sebagus bagusnya paling losmen murah kisaran 100 ribuan 

29 Desember 2014
Sekitar 1,5 jam saya mengobrol dengan Jordie sambil menunggu hujan reda, tapi berhubung saya sama sekali tidak mengantuk, stamina masih sangat bugar, ditambah hujan bukannya berhenti, malah tambah deras, maka saya putuskan melanjutkan perjalanan dan meninggalkan Jordie serta temannya.
perjalanan dari SPBU utama raya menuju pelabuhan Ketapang ini, hujan deras disertai angin sangat kencang (bahkan motor jadi seperti selalu terlempar kekanan), sedikit memgganggu perjalanan saya, biasanya dibagian ini saya larikan motor sekencang kencangnya (apalagi saat malam & sepi), tapi kali ini saya harus extra hati2. Sekitar jam 04.00 wib saya sudah tiba di Pelabuhan Ketapang dan tiba di Gilimanuk jam 06.00 wita.
Biasanya saya memilih lewat Jalur Bali Utara tapi kali ini karena tujuan pertama saya adalah Jimbaran, mau tidak mau saya via jalur selatan yg padat. Banyak sekali truk2 asal P Jawa yg kelebihan muatan dan kepayahan menanjak, hal mana membuat antrian mobil2 yg kebetulan sedang padat (menjelang tahun baru) menjadi macet, bahkan sedikitnya 2 buah truk yg saya lihat terperosok masuk selokan atau terbalik diseputaran Negara-Tabanan. Dibagian ini, hujan turun sangat deras, sempat berhenti sebentar saat saya tiba di Denpasar, tapi kembali turun lagi dengan derasnya, bahkan mampu menembus jas hujan & sepatu saya yg membuat saya jadi tidak nyaman.
Setelah 26 jam riding, tepat jam 10.00 wita, saya tiba di kostan adik saya di daerah Jimbaran (dekat Benoa Square), lumayan baik catatan waktu saya, yaitu 26jam, Catatan waktu saya ini memang lebih lambat 4 jam dibanding waktu tempuh tercepat saya, yaitu 22 jam pada 9 September 2011, tapi masih lebih cepat dibanding waktu tempuh rata2 saya, yaitu 30jam. hanya kalau dilihat, biasanya saya tidur 3-5 jam di seputaran Rembang sampai Tuban, sedangkan kali ini karena kondisi sedang fit saya tidak tidur sama sekali, maka waktu tempuh kali ini terbilang normal.
Di kostan adik saya, saya lgs tidur sampai jam 18.30 wita, dan kemudian langsung menuju ke Ubud, tepatnya ke Pertiwi 1 resort di jalan Bhisma, Ubud utk bergabung dengan 3 org rekan saya yg sudah tiba terlebih dahulu, karena mereka berangkat ke Bali dengan menggunakan pesawat.
Cukup kaget saya mengetahui harga penginapan yg mereka ambil, ternyata Rp 2.500.000 / hari


![]() |
View sisi depan kamar |
![]() |
View sisi balkon & Dalam |
![]() |
View sisi kiri kamar |


Peta Jalur Gilimanuk-Jimbaran-Ubud
30 Desember 2014
Hari ini, Andini , motor saya, saya istirahatkan di Hotel, kami rental Avanza seharga 300rb / hari dan mengunjungi obyek2 wisata yg dekat2 saja dari Ubud, seperti; Gowa Gajah, Mongkey Forest, Tirta empul & Nonton Kecak di batu Bulan, mengingat kemacetan sedang parah2nya di Bali menjelang akhir tahun. Hari ini saya malas Foto2, tapi nanti saya tambahkan foto2nya kalau sudah mendapat kiriman dari 3 orang barengan saya yg lain.
Ohh iya, selama ini setiap pulang ke Bali, saya jarang sekali mau mengunjungi obyek2 wisata yg mainstream, cukup membosankan, tapi inilah resiko seorang guide amatiran......Kalau nurutin kata hati sih, maunya saya tidur saja di hotel hehehe.
31 Desember 2014
Puas berenang di Pertiwi resort, siang hari saya segera meluncur ke daerah Kuta untuk bergabung dengan adik saya, saudara2 sepupu dari Bengkulu dan rekan2 lainnya, hal ini terpaksa saya lakukan, jika ingin tahun baruan di Kuta, karena akses jalan akan ditutup sekitar jam 16.00 wita. Kami menukar mobil dengan motor rental dan memarkir motor di Central Park Kuta, agar memudahkan keluar dari Kawasan Kuta nantinya, motor saya juga sengaja saya tinggal di kostan adik saya, mengingat akan cukup repot dengan motor saya yg berat & panjang plus box & 2 side bags nya utk melibas kemacetan nantinya sesudah tahun baruan, Saya memilih menggunakan motor matic saja.
gaya pakaian saya kali ini juga berbeda dari biasanya, tidak ada sepatu safety, sarung tangan safety, celana panjang touring, jaket, protector siku & lutut serta semua aksesoris touring yg biasa saya kenakan, kali ini saya hanya mengenakan sandal jepit, celana pendek dan tas daypack utk membawa bekal makanan & minuman. Dandanan saya kali ini benar2 menjadi seperti seorang backpacker tapi tetap dengan wajah gahar seorang biker

Setelah mengunjungi beberapa cafe di depan pantai Kuta, yg ternyata rata2 mengenakan minimum charge Rp 500.000 / pax, lagi2 harga yg tidak masuk diakal, akhirnya kami putuskan utk masuk ke Rollas Cafe saja yg posisinya di dalam Beach walk, awalnya sempat niat nonton film dahulu sampai nunggu malam old n new , tapi ternyata tdk ada film yg menarik.
![]() |
Jalan didepan pantai Kuta ini sudah mulai tidak terlihat ada kendaraan yg melintas |
![]() |
Dandanan backpacker, wajah begal Jalinsum |
![]() |
tanpa sadar, ternyata ada penampakan IGO lg galau dibelakang |
Ke 2 keponakan saya ini, sebenarnya belum cukup umur untuk begadang sampai selarut ini hehehe |
![]() |
keramaian Didepan Beach Walk |

1 januari 2015
Selepas merayakan pergantian tahun, kamipun pulang, kali ini rombongan terpisah pisah, sebagian rekan2 ada yg menginap di Amaris hotel di jalan Teuku Umar, sebagian ke kost2an harian diseputaran Jimbaran, sedangkan saya menginap di kostan Tio, adik saya yg juga dikawasan Jimbaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar