Kamis, 21 Juli 2016

Sisi Lain Pulau Dewata bagian IV (Jelajah 3 Nusa)

Sabtu 2 April 2016
Tujuan kami hari ini adalah; Nusa Penida yang merupakan pulau (nusa) terbesar dari 3 nusa di Tenggara Pulau Bali dan secara administratif masuk wilayah Kabupaten Klungkung.

Pasih Uug, Nusa Penida
Jika dibanding dengan 2 nusa tetangganya, yaitu; Nusa Lembongan & Nusa Ceningan, pariwisata Nusa Penida memang kalah jauh popularitasnya, baik dikalangan wisatawan Asing maupun domestik, tapi untuk keindahannya; Nusa Penida tidak kalah dari 2 tetangganya tersebut.

kalau tidak membawa motor ke Nusa Penida, kita bisa menggunakan Speed Boat dari Sanur dengan waktu tempuh sekitar 45 menit dan tiket Seharga Rp 150.000 - Rp 220.000 (PP), tapi karena saya ingin membawa motor sendiri, maka kita harus ke Pelabuhan Padangbai  terlebih dahulu yg berjarak 55 Km dari Kuta..


Kami berangkat Jam 09.30 dari Bali Manik Inn, Kuta dan diluar dugaan saya, ternyata Kondisi lalulintas sangat lancar, jam 10.45 wita, kami sudah tiba di Pelabuhan PadangBai; artinya kami masih punya waktu sekitar 2 jam sebelum kapal Ferry ke Nusa Penida berangkat.

Peta Jalurnya: Peta Jalur 2 s.d 5 April

KMP Nusa Jaya Abadi

Untuk menyebrang ke Nusa Penida dengan Kapal RoRo, hanya dilayani oleh 1 kapal saja, yaitu KMP Nusa Jaya Abadi yang merupakan sumbangan dari Pemprov Bali jamannya Gubernur Dewa Made Beratha (Tahun 2006) dan Kapal yang diresmikan oleh Presiden SBY pada 28 april 2007 (saya baca piagam dikapalnya), operasionalnya dilakukan oleh PemKab Klungkung.

Kapal Buatan PT PAL ini dibeli seharga 18M dan biaya operasionalnya mencapai lebih dari 5M / tahun, sedangkan pemasukan hanya 3,5M / tahun, sehingga PemKab Klungkung rugi 1,5 M setiap tahunnya.


Menurut Kapten Kapalnya yg kebetulan rumahnya tepat disamping Losmen Tenang dimana saya akan menginap nantinya, hal ini dikarenakan Kapal hanya menjalani 1 trip saja setiap harinya, Jadinya tekor hanya utk membayar gaji karyawan saja.
   
            
KMP Nusa Jaya Abadi
di Nusa Penida
Mengenai harga tiketnya sendiri, sekalipun sudah di subsidi tapi tetap terbilang mahal jika membawa motor; dibanding harga tiket ASDP dengan jarak pelayaran yg kurang lebih sama, seperti Kayangan - Pototano, Bastiong - Sofifi atau Merak - Bakauheni.
Selain itu; harga di padangBae & Nusa Penida berbeda, sepertinya itu karena biaya restribusi PadangBae yg punya Pemprov, sedangkan Pelabuhan Nusa Penida punya PemKab Klungkung:

Harga Tiket & Jadwal Nusa Jaya Abadi :

PadangBae: Motor = Rp 41.000 , Penumpang = Rp 31.000 / org (rider tetap kena biaya)
Nusa Penida : Motor = Rp 39.000 , Penumpang = Rp 25.000 / org (rider tetap kena biaya)

Jadwal: 

- Senin s.d Sabtu ----> Nusa Penida : 10,00 wita, PadangBai : 12.30 wita 
- Minggu / Hari libur ----> Nusa Penida : 10.00 Wita & 14.30 wita, Padangbai : 12.30 wita & 16.30 wita
Tiket KMP Nusa Jaya Abadi
Kapal kami baru berangkat jam 13.00 wita dari Padangbai dengan muatan orang tidak terlalu banyak, tapi penuh berisi kendaraan yang umumnya adalah colt diesel & mobil Pickup. 

Di atas ferry kami bertemu 6 orang wisatawan asal Jakarta (2 diantaranya Wanita) dan melihat mereka tidak membawa kendaraan sendiri tapi naik kapal RoRo, saya menduga; mereka kemungkinan baru saja tiba dari lombok dengan menggunakan Ferry Lembar - PadangBai dan langsung menaiki ferry yg ke Nusa Penida dari PadangBai.


Ketika mereka bertanya tentang Penginapan, rental Motor dll, saya arahkan mereka ke Crystal Bay saja, kebetulan saya juga berencana akan menginap di Crystal Bay, tapi tentu saja dengan camping (Nenda) sesuai dengan filosofi saya sebagai seorang Bikepacker atau Backpacker. >:/
Menuju Nusa Penida
Menjelang merapat di Nusa Penida
Sekitar jam 15.00 wita, ferry kami merapat di Pelabuhan Nusa Penida dan Sesaat setelah Andini (motor saya) menjejakkan ban nya untuk pertama kali di Nusa Penida, kami langsung foto2 dahulu, tapi sialnya hari itu Kamera saya salah setting, hasilnya kurang bagus, jadi hanya foto2 dari Kamera HP saja yg akan saya Upload:
Latar belakang Gn Agung di kejauhan
merapat dipinggir jalan daerah Ped, Nusa penida

18) Gamat Bay, Nusa Penida
* HTM = gratis, Parkir = Gratis

Tujuan pertama saya di Nusa Penida adalah ke Gamat Bay , yang merupakan spot diving & snorkeling terkenal di Perairan Nusa Penida karena keindahan trumbu karang & ikan warna warninya tapi sayangnya memiliki arus yang cukup kuat..

Sebenarnya saya sudah beberapa kali ke Gamat Bay ini tapi via laut dengan mencarter Boat dari Nusa Lembongan untuk snorkeling, dan saat inilah pertama kalinya saya akan ke Gamat Bay via darat.


Arahnya sama dengan ke Crystal Bay, sampai nanti jalannya akan bercabang 2, yg jalannya kecil & rusak lah yg ke Gamat Bay (ada petunjuk arah kecil), saya ikuti terus jalan ini dan tiba di jalan yang ke 2 sisinya disemen tapi tengahnya tidak, jalan ini sepertinya di design untuk ban kiri & kanan kendaraan roda 4, kemudian Jalanan berubah menjadi jalan tanah berbatu yg menyesatkan tanpa ada satupun manusia untuk ditanyai arah.


Daripada nyasar, akhirnya saya berhenti sebentar untuk menghidupkan SF 555 saya, ternyata jalannya masih terus sampai tiba di ujung dimana motor tidak bisa lanjut lagi, kerena  ada tangga... yasudah asal taruh saja, toh pasti aman disini:


Setelah memarkir motor, kami melanjutkan perjalanan dengan cara trekking di jalur yang lumayan curam & sulit, awalnya saja teman saya dadah2 ke kamera, tapi lama2 dia megap megap. =D


Ohh iya..entah mengapa setiap trekking, sekalipun itu trekking mudah dan bukan naik gunung, saya selalu teringat 2 anggota Bikepacker, yaitu : en'cang Dolly & em'po Clara yg ke 2 nya merupakan tokoh antagonis dalam setiap adegan trekking :(

Awalnya saja teman saya ini bersemangat
Laut sudah mulai terlihat, berarti sudah dekat .fuihhh..
Setelah sekitar 30 menit trekking, akhirnya kami tiba di pantai Gamat Bay yang sepi sekali dan didepan pantainya terlihat Nusa Ceningan.





Hanya kami ber dua di Pantai ini?? upsss, sepertinya salah; di kejauhan saya melihat seorang Wanita Bule sedang membaca buku dan berjemur, dia terlihat terburu buru mengenakan bra nya begitu melihat kehadiran kami. X_X
Terlihat seorang Wanita Bule dikejauhan
Gunakan zoom kamera dan inilah hasilnya
Tidak membuang waktu, saya langsung berenang saja, sekalipun ombaknya lumayan besar (sudah sore) dan di pingir pantainya penuh dengan batu karang tajam yang cukup membahayakan, tapi keindahan trumbu karang serta ikan warna warninya membuat saya nekat mengambil resiko berenang agak sedikit ketengah tanpa dikawal oleh perahu yg biasanya ikut klo kita sewa untuk snorkeling. . hmm sayangnya snorkel gear saya tertinggal di motor.

Wanita Bule tersebut, kemudian juga menghampiri kami dan ikut berenang dengan saya, dia berkata "klo sebelumnya dia ragu untuk berenang, tapi berhubung ada temannya untuk mati bareng, dia ikutan nekat juga." :D

Belakangan saya ketahui darinya, klo dia ke Gamat Bay ini dipandu oleh seorang warga Lokal  yg masih klas 1 SMP, bernama Sukadana..

nih CP guide lokalnya, buat yg trekkingnya takut nyasar 082247305498

Berenang yukss

19) Crystal Bay Beach, Nusa Penida
HTM = gratis, Parkir = Rp 2.000


Setelah puas main air di Gamat Bay, Kami melanjutkan perjalanan ke Crystal beach yg juga sudah sering saya datangi tapi dengan menaiki perahu dari Nusa Lembongan. Pantai ini indahnya di pagi hari, dimana ombak masih tenang dan airnya masih crystal clear..tapi sore ini saya kesini untuk makan, bersantai & melihat sunset saja. B-)

Ombak sudah besar, terlalu bahaya untuk snorkeling, lagipula visibility nya kalau sore pasti sudah kurang bagus.
Pantai ini memiliki garis pantai yg sangat panjang dan cocok untuk penggemar fotografi, tapi saat itu saya sedang malas untuk jalan ke sisi sebelah timurnya







Di Pantai ini, biasanya banyak yang camping, terutama di dua sisi pojoknya (timur dan barat), tapi saya lebih suka di sisi baratnya. Saya berjalan ke arah barat dan melihat sedikitnya ada 3 tenda berdiri disitu, di tempat yg terlindungi oleh batukarang besar yg membentuk seperti sebuah rumah tanpa sisi samping kanan (timur).




Saat saya akan kembali ke parkiran motor untuk mengambil alat2 camping, saya bertemu lagi dengan 6 travelers asal Jakarta yg tadi, ternyata mereka menginap di Hotel Namaste ber 6 seharga 700rb, teman saya mendadak tertarik menginap juga di Namaste, tapi saya menolak keras menginap di Namaste yg sekalipun lebih murah dari Coco, tapi tidak hari ini, karena saya ingin nenda (alasan sebenarnya sih ga punya duit hehehe). Teman saya terlihat merajuk, sepertinya dia tidak bersedia nenda. Tapi saya alihkan dahulu perhatiannya, saya ajak foto2 lagi aja dah (alasan biar saya di foto juga)..hmm jarang2 loh saya di foto: :P






Sehabis foto2 ternyata teman saya masih keberatan nenda, dia ingin menginap di Penginapan, akhirnya terpaksa saya ambil jalan tengah: yasudah nginap di penginapan, tapi tidak di Crystal Bay ini, saya pernah menginap di Namaste, kamar termurah rate nya 300ribuan dan di Coco malah 500ribuan, kita nginap di ToyaPakeh saja, disana rate nya 100 - 150rb. Tapi nanti kesananya sehabis Sunset. :'(




20) Toya Pakeh, Nusa Penida
HTM = gratis, Parkir = gratis

Sehabis melihat Sunset, kami menuju Dermaga ToyaPakeh, motor langsung saya arahkan ke Losmen Tenang disini ada 2 pilihan kamar: AC, Kamar Mandi dalam = 125rb/hari & Non AC, kamar Mandi Luar = 75rb/hari. Penginapan ini juga sudah terdapat WiFi yg sangat membantu mengingat di Nusa Penida ini, fakir signal seluler.

Tepat disamping losmen tenang ada Rumah makan milik Kapten Kapal Nusa Jaya Abadi, didepannya ada Pembatas antara jalan & Pantai dari beton yg nyaman buat dipakai tiduran, sedangkan dipantainya ada Kursi + Meja yg nyaman untuk Ngopi2 sambil liat pantai, tidak menyangka nanti saya akan betah 3 hari disini (berasa kurang malah), ohh iya disini bisa melihat sunrise, tapi tdk bisa melihat sunset, karena tertutup bukit di sebelah barat. 


Sejujurnya di Toyapakeh inilah, saya merasa seperti di rumah sendiri karena harga2 nya yang lebih bersahabat, warga lokalnya yg sangat terbuka & ramah serta nuansa backpacker nya begitu kental disini.


* Peta Losmen Tenang ini sudah saya tambahkan ke Gmap, termasuk CP dan beberapa informasi lainnya, silahkan saja click link nya.
view pantai Toyapakeh tepat dari depan losmen dgn mode panoramic

Foto losmen tenang dari pantai (itu kopi saya yg di beton pembatas) :
ToyaPakeh disaat Senja



ToyaPakeh disaat Senja
ToyaPakeh disaat Senja
Masih Melanjutkan foto2 ToyaPakeh disaat Senja, yang saya ambil keesokan harinya :


View ToyaPakeh disaat terang :






Minggu 3 April 2016

Jam 02.00 wita, mati listrik, ini memang biasa di Nusa Penida, tapi hal tersebut membuat kamar menjadi panas (AC mati), saya keluar saja dan tidur di beton pinggir pantai, Tapi kemudian terbangun sekitar jam 05.00 wita, karena ramainya warga lalu lalang yg hendak berbelanja ke pasar Klungkung (Bali daratan). Ohh iya warga ToyaPakeh ini kalau belanja memang ke Pasar Klungkung , mereka naik Boat ke Kusambe jam 05,00 dan paling lambat jam 09.00 sudah kembali lagi ke ToyaPakeh, bahkan Ibu pemilik Losmen Tenang ini juga belanjanya ke Pasar Klungkung. 

Boat yang Kusambe ada hampir setiap saat, asal sudah cukup muatannya mereka langsung berangkat, begitu pula yg ke Lembongan, tapi yg ke sanur hanya sampai jam 16.00 saja. Ibu pemilik Losmen tenang ini juga punya 2 boat yg disewakan untuk yg akan snorkeling / diving.



21) Pasih Uug, Nusa Penida
HTM = Rp 5.000 (include HTM Angel's Billabong & Pasih Andus), Parkir = gratis


Pagi ini, saya begitu bersemangat, karena akan ke Pasih Uug yang merupakan icon utama Nusa Penida dan sangat dikenal dikalangan wisatawan mancanegara, tapi anehnya kebanyakan orang Indonesia sendiri bahkan belum pernah mendengarnya.


Pasih Uug sendiri, merupakan bahasa Bali yang artinya Pantai yang rusak (Pasih = pantai) & (Uug = rusak atau hancur). Dinamakan demikian karena pantai ini tebingnya bolong dan membentuk seperti gapura pintu masuk (lihat gambar).


Dari Tempat kami menginap di ToyaPakeh, waktu tempuhnya sekitar 2,5 jam, karena kondisi jalan yg jelek (lihat peta), itu juga sebabnya Top Box motor, saya tinggal saja di Penginapan, agar handling motor tidak terganggu (berboncengan pulak) dan menjadi lebih mudah melibas jalur makadam..


Sialnya, GPS saya juga tertinggal di Box motor, hal mana jelas membuat saya kesulitan menemukan lokasi pasih Uug, apalagi jarang sekali kami menemukan manusia untuk bertanya arah..hmmm gapapa dah, untungnya saat men setting GPS tadi malam, saya sempat mengingat lokasi dan arah.

Peta Jalur 2 s.d 5 April

Untuk ke Pasih Uug arahnya juga sama dengan ke Crystal Bay, tapi dipertigaan sakti kami belok kekiri, dari Sakti mengarah ke Desa Bunga Mekar kemudian belok kekanan, dan dari sini jalan mulai hancur, batu lepas bahkan tanah berbatu, jalannya pun banyak bagian yg curam. 


Tiba disebelah tanah lapang dengan tebing dikirinya, saya sempat bingung, dimana Pasih Uug? ada jalan setapak tanah yg sepertinya masih bisa dilewati motor, saya masuki sajalah..dan ternyata didepan saya terpampang pemandangan indah yg maha dahsyat; ya inilah pasih Uug.(y) (y)





Sehabis foto2 motor, saya memindahkan motor agak jauh, ke tempat yg adem di bawah pohon dan kemudian mulai explore tempat ini:



Andini (motor saya) sudah di foto, sekarang giliran saya:



Kami menaruh HP diatas motor, dan inilah hasilnya
Sekarang ke sisi seberang :


Jauh dibelakang kiri pada foto diatas ada spot yg keknya keren, segera saya datangi:




Ternyata dari sini, ada celah untuk jalan menuruni batu karang, tapi harus extra hati hati mengawasi kalau ombak besar datang pasti akan bisa menghempas kita yg sedang berdiri diatas batukarang tsb. 
Benar saja dari sini bisa melihat lobang pada Pasih Uug ini dari sisi laut:


Kembali lg keatas, kali ini sisi belakang pasih Uug:




22) Angel's Billabong, Nusa Penida
HTM = free (gabung dengan HTM Pasih Uug & Pasih Andus), Parkir = gratis


Angel's Billabong ini hanya berjarak 200 meter saja dari pasih Uug, tidak perlu membawa motor, cukup berjalan kaki saja.


Disini saya turun kebawah & sempat berenang, Ada spot foto yg sepertinya bagus, tapi dipasang bendera merah (terlihat pada foto). Didorong rasa penasaran (terlihat di foto terakhir), saya datangi saja, tapi posisi saya berdiri agak diatas yg relatif masih aman dari terkena gelombang.











23) Pasih Andus, Nusa Penida
HTM = free (gabung dengan HTM Pasih Uug & Angel's Billabong), Parkir = gratis

Lokasinya didekat Angel' Billabong, hanya 1 km saja.  jadi saat kita tiba, jalan yang kekiri adalah yang ke Pasih Uug dan yang terus yang ke Pasih Andus
Foto2 nya nyusul, nunggu kiriman foto2 dari teman saya. yg dikamera saya SDHC nya belum berhasil di recovery..



Extend 2 hari lagi di Nusa Penida

Dari Pasih Andus, kami langsung bergegas kembali ke Penginapan untuk mengambil Box dan akan langsung akan menuju ke Pelabuhan Ferry untuk kembali ke Bali daratan.

Hari ini adalah hari minggu, dimana KMP Nusa Jaya Abadi menjalankan 2X trip dengan trip yang ke 2 dari Nusa Penida ke PadangBai berangkat sekitar jam 14.30 - 15.00 wita, tapi tiba tiba......setan merasuki kami, tercetuslah ide untuk extend 2 hari lagi, karena belum puas explorasi Nusa Penida..


Dengan tersenyum kecut, sekecut mangga curian dari pohon tetangga, kami pun akhirnya sepakat untuk tidak balik ke Bali daratan hari ini dan akan lanjut explore lagi.




24) Mata air tawar & Pantai Tembeling
HTM & Parkir = Rp 5.000

Karena besok lusa baru balik ke Bali daratan, kami kemudian melanjutkan ke Mata air tawar & Pantai Tembeling, cuaca panas membuat saya ingin segera berenang di mata air tsb.

Tanpa GPS yg tertinggal di penginapan, dengan hanya bermodal bertanya tanya dan ingatan saya akan lokasi Mata Air Tembeling di peta, kami berhasil tiba di pintu masukknya, ternyata masih berjarak cukup jauh dari pintu masuk, kami harus masuk ke jalan kecil menurun curam yang hanya cukup untuk dilewati 1 motor saja sejauh 1,6 km dengan dikirinya jurang.


Dari parkiran kami harus melanjutkkan trekking turun cukup jauh ; teman saya sempat kelelahan karenanya dan butuh istirahat beberapa saat (padahal turunan). hehe.

Tiba di Mata air, tertulis "Kolam pria" tak pikir panjang saya langsung nyebur, ternyata sangat dalam. saya mencoba menyentuh dasarnya untuk mengukur kedalamannya dan gagal keburu kehabisan napas serta kuping mulai terasa sakit, harus segera naik kepermukaan, perkiraan saya ini sudah lebih dari 5 meter.

Segar sekali rasanya berenang di air tawar, setelah tadi hanya berenang di air laut:




suegerr oii
Mata air tawar Tembeling ini juga sangat vital buat warga lokal, kami bertemu banyak warga yg membawa galon aqua kosong untuk diisi dan membawanya keatas.Tidak terbayang untuk membawanya keatas mereka harus trekking cukup jauh dan kemudian lanjut 1,6 km dengan motor melewati jalan kecil yg curam dengan jurang di satu sisinya dan baru bertemu dengan jalan aspal.

Lanjut berjalan ke bawah, ada kolam untuk wanita, klo yang ini dangkal dan kecil kolamnya:
Kolam Kusus Wanita


Turun lagi kebawah, ternyata ada pantainya, cukup unik ada mata air tawar yg tidak jauh dari pantai dan tadi jalan motor menuju kesini terus menanjak terjal cukup jauh sampai ke dataran tinggi dan kemudian jalan menurun terus juga dengan curam.






25) Pura Puncak Mundi

Dari Mata Air Tembeling kami sengaja menyasarkan diri dan secara kebetulan, kami tiba di Puncak Mundi yg merupakan pura terkenal di Nusa Penida serta berlokasi di wilayah tertinggi dari Nusa Penida.
Sayangnya karena belum melakukan "Upacara Ngeroras" sehabis ngaben Iwa saya, maka dalam aturan adat Bali; saya belum boleh masuk pura, padahal ingin sekali foto2.

Sekitar jam 18.00 wita, kami kembali ke Pemginapan di ToyaPakeh dan bersantai saja di pinggir pantai.



Senin 4 April 2016
Jam 02.00 wita, kembali mati listrik..hmmm sepertinya memang jadwal rutin mati lampu, yasudahlah daripada panas2 an di dalam kamar yg AC nya mati, mending saya tidur di pinggir pantai lagi.

Pagi harinya, terjadi perdebatan diantara saya & barengan saya, dimana saya sangat ingin  ke Pasih Atuh yg berada di ujung Tenggara Nusa Penida dan merupakan tempat wisata terindah di Nusa Penida ini. Tapi Teman saya malah ingin nyebrang ke Nusa Lembongan yg sudah 5 X saya kunjungi sejak tahun 2013.


Tapi saya mengalah, mengingat Pasih Atuh jaraknya cukup jauh (butuh seharian untuk PP dan explorasi, saya nyakin stamina barengan saya tidak akan sanggup lagi untuk itu, ya sudah lah.. lain kali saja, akhirnya kita sepakat untuk nyebrang ke Nusa Lembongan saja.


Saya sempat mencari info tentang biaya membawa motor dari ToyaPakeh, Nusa Penida ke Nusa Lembongan, ternyata hanya 280rb PP, itu sudah termasuk biaya porter yg akan menaik turunkan motor ke Boat, tapi berhubung motor saya tergolong berat, biayanya akan sedikit lebih mahal.


tetapi karena kami hanya akan beberapa jam saja di Nusa Lembongan, akhirnya dengan berat hati Andini terpaksa saya tinggal. Biayanya akan menjadi kelewat mahal & mubazir.

Ada satu boat yg sudah hampir berangkat ke Lembongan, langsung kami panggil & kejar dan biayanya per orang hanya 20rb saja.
Awalnya Boat berjalan dengan sangat pelan, karena sekitar 100 meter dari pantai merupakan laut dangkal yg bahkan di beberapa bagian kedalamannya sekitar 1 meter saja.






Begitu memasuki bagian yang dalam, speed boat langsung menghidupkan ke 2 mesinnya dan ngebut pol..ternyata hanya 8 menit saja waktu tempuh kami.



26) Yellow Bridge penghubung Nusa Lembongan & Ceningan

HTM & Parkir = gratis

Pemilik boat memberi tahu tentang penyewaan motor di dekat yellow brigde akan membuka harga 75rb / hari, tapi kasih 50rb saja kalau menggunakan bahasa Bali, apalagi kami hanya akan menyewanya beberapa jam saja.

Yellow Brigde ini merupakan jembatan penghubung antara Nusa Lembongan & Nusa Ceningan yang saat ini sudah selesai di renovasi dan ditambahkan beberapa lampu.



Saya sudah 5X ke Nusa Lembongan & Nusa Ceningan ini, dan lebih seringnya justru menginap di Ceningan karena lebih sepi & tenang, biasanya saya nginap di Secret Point hut & Le Pirate Beach Club, karena itu saya tidak tertarik untuk explore Ceningan lagi, tapi agar tidak membuang waktu, setelah mendapatkan motor matic rental, saya biarkan saja teman saya ke Ceningan sendiri sementara saya sarapan sambil tidur2 an di Balai2 didekat Yellow Brigde bareng beberapa warga lokal hehehe. 


27) Dream Beach, Nusa Lembongan
HTM & Parkir = gratis


Saya jauh lebih menyukai Nusa Penida dibanding Nusa Lembongan & Nusa Ceningan, selain karena harga2 nya lebih murah, suasana & warga lokal Di Nusa Penida jauh lebih menyenangkan dengan suasana kekeluargaan yg lebih asik, sedangkan di Lembongan ini sepertinya lebih cocok & ramah untuk wisatawan berkantung tebal atau wisatawan asing saja..

Setelah teman saya kembali, kami langsung ke Dream Beach, tidak seperti di Nusa Penida, di Lembongan ini banyak sekali wisatawan asing baik bule atau oriental, disini juga banyak berkeliaran para pemandu wisata berbaju batik dengan ID card resmi yg lagaknya tengil minta di tabok. >:O

dream beach


dream beach
dream beach

28) Devil's Tear's, Nusa Lembongan
HTM & Parkir = gratis


Kemudian kami melanjutkan ke Devil's Tear's yg lokasinya tidak jauh dari Dream Beach. dan saat diatas sebuah tebing kami melihat dream beach dari kejauhan:
Dream Beach dari jauh
Dream Beach dari jauh
Area Devil's Tears ini cukup luas, sebaiknya dikunjungi saat sore hari saja, saat matahari sudah tidak terlalu terik, sejujurnya saat ini saya agak malas untuk foto2, tapi karena bertugas menjadi fotografer amatiran untuk rekan saya, mau ga mau deh ..
Devil's Tears
Devil's Tears
Devil's Tears
Devil's Tears
Masih melanjutkan foto2 dari sisi lain devil's tears :
Devil's Tears
Devil's Tears
Devil's Tears
Dari sisi Devil's Tears ini terlihat sebuah pantai dikejauhan, kalau ga salah namanya Pantai Sorga, dahulu disana ada Sandy bay beach Club yang pernah saya datangi, tapi entah masih buka atau sudah tutup karena terlihat sepi saat ini.




29) Mushroom Beach, Nusa Lembongan
HTM & Parkir = gratis
Di Nusa Lembongan ada 2 dermaga yg digunakan oleh Boat dari Sanur, Denpasar. yaitu jungudBatu dan Mushroom Beach ini. Kalau tujuannya ke Nusa Ceningan, maka biasanya orang akan via Mushroom Beach yg jaraknya lebih dekat ke Ceningan. Disini juga merupakan salah satu pusat dari aktifitas under water, seperti terlihat beberapa orang dengan menggunakan Life Vest dikejauhan pada foto dibawah.






30) Panorama Point, Nusa Lembongan
HTM & Parkir = gratis
Saat melewati sebuah perbukitan, saya berhenti sebentar, di sebuah tempat yang disebut Panorama Point, yaitu tempat dimana kita bisa melihat Jungud Batu dari ketinggian:

Panorama Point
Panorama Point
Tepat dibelakang Panorama Point ini ada Bar & Resto, hmmm.. sepertinya sebotol bir dingin akan membuat saya kembali bersemangat ditengah teriknya cuaca saat ini.


31) Jungud Batu, Nusa Lembongan
HTM & Parkir = gratis
Mendadak saya ingin snorkeling di Mangroove Point, tapi sebelumnya saya harus ke Jungud Batu terlebih dahulu untuk mengambil uang di ATM BRI, yg sepertinya satu2 nya ATM BRI di Lembongan ini.

Jungud Batu ini bisa dibilang Ibu Kota Nusa Lembongan dan tempat yang paling ramai.
Puluhan atau bahkan ratusan boat dari Sanur merapat disini. Selain dermaga ini, juga banyak pantai2 indah didaerah ini yang saya sendiripun belum explore semua. Karena kalau biasanya kusus ke Lembongan & Ceningan, saya lebih sering menginap di Ceningan.




Melanjutkan perjalanan, kami tiba di sebuah pantai yang sepi. Saya tidak tahu namanya, tapi dari Image info pada foto lain yg saya ambil dengan Kamera HP, lokasi fotonya disekitar sini :




32) Mangroove Area, Nusa Lembongan
HTM & Parkir = gratis
Melanjutkan lagi perjalanan, kami tiba di Mangroove Point dan kami memilih masuk ke sebuah warung dipinggir pantai yg bertuliskan Kapten Bobo (Kadek Bobo), disini kami ditawarkan paket wisata explore hutan mangroove dengan perahu dayung tradisional atau Snorkeling dengan speed boat, keduanya saya sudah pernah, tapi berhubung laut sedang sangat jernih, saya ingin snorkeling saja di Mangrovee point. Di seputar lembongan sebenarnya banyak sekali spot snorkeling / diving, seperti Ceningan wall, Gamat Bay dll. Tapi hari ini saya fokus ingin snorkeling di Mangroove point saja. Disepakati harga 200rb / boat / 2 orang (harga nyama) sudah termasuk finn & snorkel gears.

Sambil menunggu Nasi Goreng pesanan kami siap dihidangkan, dengan kembali ditemani 1 botol bir dingin, saya foto2 dulu dipantai depan "Kapten Bobo":








Kapten Bobo dan anak buahnya; Kadek Adna yg nantinya akan membawa kapal utk kami snorkeling ini ramah & baik sekali, dia kemudian menawarkan "tambah 50rb" saja (total jadi 250 rb), kami nanti akan langsung di antar ke penginapan kami di ToyaPakeh, Nusa Penida. Tawaran yg sangat menarik, kami jadi bisa puas2 in snorkeling, tapi masalahnya bagaimana dengan motor rental yg tadi kami sewa (saya tidak membawa Andini), yasudah... kami dipinjamkan motor dengan teman saya membawa Motor milik kapten Bobo & saya membawa motor rental untuk dikembalikan ke Yellow Bridge.
Dan semua itu digratiskan oleh kapten Bobo (tapi kami tahu diri, bensinnya kami isi full).


Sejujurnya harga2 untuk sewa Boat & snorkeling gears di Bali (kusus nya Nusa lembongan) ini, benar2 mengherankan saya saking murahnya. Mungkin karena persaingan bisnis water sport yg begitu ketat, sehingga mau ga mau mereka membanting harga.


*Buat yang butuh Info, CP dll tentang Kapten Bobo, ini kartu nama nya yg saya foto: 


Setelah Kembali ke Mangrove point dari memulangkan motor rental ke Yellow Brigde, kami langsung bersiap untuk snorkeling, ternyata Boat nya di taruh disisi belakang yg dekat pintu masuk hutan mangroove, karena alasan Kapten Bobo, agar boat tidak merusak pemandangan & tidak mempantati para tamu yg istirahat didepan.

Pada foto dibawah terlihat; Boat dengan 2 mesin yg ada atapnya itu untuk membawa wisatawan diving / snorkeling, sedangkan perahu fiber yang tidak bermesin (perahu dayung) itu digunakan untuk wisata hutan Mangroove:


Perlahan Boat dibawa kesisi depan Mangroove Point, dan WOW..indah sekali terlihat bawah lautnya, dari atas perahu, Saya tidak sabar untuk segera meloncat kelaut, tapi Kadek Adna menahan saya, klo diterjemahin ke Bahasa Indonesia artinya kira2: "entar bli, cari posisi yg terbaik dulu nanti sepuasnya dah snorkeling ditungguin, mau sampai malam juga gapapa".


Kadek Adna yg aslinya dari Nusa Penida ini berbadan besar, bertato & bertampang gahar, tapi ternyata dia selain ramah & baik hati, juga cenderung culun, bahkan terlihat pasrah saat digoda & di Bully oleh teman saya karena ternyata statusnya Jomblo akut


Di Nusa Lembongan ini, system sewa boat mmemang tidak dibatasi waktu seperti di tempat lain di luar Bali. Disini bisa sepuasnya snorkeling dan akan ditunggu oleh operator speed boat.







Akhirnya tiba waktunya untul lompat ke laut:






Hal yang super unik terjadi, teman saya yg sangat takut akan laut serta tidak bisa berenang, saking takutnya, sudah mengenakan pelampung tapi masih minta diikatkan pelampung yg menempel ke kapal (biar tidak hanyut katanya). Saya jadi teringat seseorang yang juga fobia laut, siapa ya..hmmm? :

Sungguh memalukan ...
Saya sangat menyesal, tidak membawa bawa Kamera Underwater dari jakarta, bawah lautnya benar2 dahsyat, saya puas2 kan saja snorkeling sampai sangat jauh dari kapal dan ternyata ada sebuah spot, dimana kedalamanya kurang dari 1 Meter dengan diameter 10 meteran yg sangat indah. Karena terlalu dangkal, saya tidak berani berenang diatasnya, takut trumbu karangnya terkena finn saya, saya putari saja. Tapi ternyata ada bagian yg lumayan dalam juga sekitar 8 - 11 meteran.

Disini awal kesialan yg saya dapati saat kembali ke Jakarta nanti. Saya mencoba free diving menyentuh dasarnya dibagian yang paling dalam, dan kemudian nanti kuping saya mengalami sakit & infeksi parah, sakit sekali saat harus memakai helm riding kembali ke Jakarta dan bahkan nanti harus 4X bolak balik ke THT di Jakarta sampai benar2 sembuh. Kata dokternya sih, dilarang keras free diving saat sedang flu.


Setelah puas smorkeling, kami Kembali ke Toya pakeh, Nusa Penida, sudah lumayan sore, sekitar jam 16.30 wita, tapi karena penasaran setelah melihat trumbu karangnya dari atas Boat tadi, baik saat berangkat maupun pulang, saya meminjam Finn dari pemilik losmen (Snorkel gears sudah bawa) .Kemudian, sendirian saya berenang sampai ketengah baik dari sisi timur maupun barat..ternyata disini kondisi trumbu karangnya agak kritis, mungkin karena jalur lewatnya Boat. Hmmm, saya tidak tega untuk free diving disini, kasihan trumbu karangnya.


Disini bahkan ada trumbu karang yg berwarna keputihan, jumlah ikannya pun tidak sebanyak di Nusa Lembongan tadi

Pemutihan trumbu karang yg mengakibatkan kematian trumbu karang dan bisa berdampak langsung punahnya ikan2 ini, konon disebabkan oleh pemanasan global dan kerusakan lingkungan lainnya yg terjadi di banyak perairan di Nusantara ini sejak tahun 1998. Semoga bisa cepat diatasi



Selasa 5 April 2016

Tidak seperti hari hari sebelumnya, tadi pagi (Jam 02.00 wita) tumben tidak mati listrik, padahal sudah saya antisipasi dengan membuka kaca jendela kamar, biar klo AC nya mati, tidak terlalu panas udara didalam, jadi saya tidak terbangun.

Pagi ini, saya hanya bersantai saja di Toyapakeh, karena waktunya tidak memungkinkan untuk berjalan jalan lagi, mengingat Ferry akan berangkat sekitar jam 10.30 wita (tapi ternyata molor 30 menit)..


Jam 10. 00 wita, saya sudah berangkat menuju Pelabuhan Kapal Roro Nusa Penida yang Hanya butuh 20 menit waktu tempuh saja dari Toyapakeh.


Jam 13.00 Ferry sudah merapat di PadangBai dan sesaat sebelum Ferry merapat, mata saya melihat pantai Bias Tugel dikejauhan dari atas Ferry.








33) Bias Tugel
HTM & Parkir = Rp 4.000
Menurut saya Bias Tugel ini adalah salah satu pantai terindah di Bali daratan lengkap dengan under water yang cukup indah terjaga.

Seingat saya sampai dengan tahun 1997, Bias Tugel masih semi private dan sering dijadikan Nudist Beach (mengingat akses nya yg sulit saat itu).

Biar ga penasaran (buat yg belum pernah ke Bisa Tugel), dibawah saya sertakan fotonya yg saya ambil pada 31 Desember 2015, saat saya Roadtrip Tahun baru ke Bali.







Ada yg berbeda saat tiba di Pelabuhan PadangBae, Kalau turun dari Ferry Lombok akan kena pemeriksaan, tapi karena turunnya dari Ferry Nusa Penida, disuruh jalan terus oleh polisi

Saya langsung gaspol menuju rumah di Sidan, Gianyar untuk mengambil pakaian dan berpamitan, karena besok akan kembali ke Jakarta tanpa mampir lagi ke kampung saya.

Ohh iya ada foto unik, sesaat sebelum saya kembali melanjutkan perjalanan, motor saya dimandikan dulu, mungkin selain biar selamat, supaya besok motor saya bisa menang duel balapan klo  bertemu dengan Sumber Bencono ehh Sumber Kencono, karena kebetulan, baliknya saya akan via jalur selatan & Tengah P Jawa.

Andini Dimandiin biar makin kenceng
Dari Kampung saya, perjalanan langsung dilanjutkan ke Hotel Kedin's Inn, kuta seharga 280rb untuk kamar ber AC. Kali ini saya memang sengaja mencari kamar yg agak nyaman, karena harus nyaman istirahat sebelum besok riding kembali ke Jakarta.
Peta Jalur 2 s.d 5 April


* Semua lokasi wisata dikasih link langsung ke Google map

* Peta Jalur sudah dilengkapi keterangan
* Rincian Biaya ke Nusa Penida (Kuta - PadangBai - Nusa Penida - PadangBae - Kuta):
- Bensin Premium = Rp 70.000 (masih sisa) 
- Tiket Ferry PP = 41.000 + (31.000 X 2 Org) + 39.000 + (25.000 X 2 org) / 2 org = Rp 96.000
- Total HTM & Parkir = Rp 12.000 /2 org = Rp 6.000
- Penginapan di Losmen Tenang = 125.000 X 3 hari / 2 orang =  Rp 187.500
- Boat Toyapakeh - lembongan = Rp 20.000
- Sewa Boat & Peralatan untuk snorkeling = 250.000 / 2 org = Rp 125.000
- Makan, minum, rokok & jajan tgl 2 s.d 5 april = Rp 300.000
- Bir bintang = Rp 125.000
 TOTAL = Rp 929.500



Kembali ke Bagian II (Upacara Ngaben)

Kembali ke Bagian I Perjalanan (Bekasi - Gianyar)

2 komentar:

  1. Halooo revan.. makasih ya udah mampir ke blog saya.. wah cakep nih bisa jadi tujuan wisata yang antimainstream.. makasih ya udah sharing2 moga2 kedepannya bisa rame tapi tetep bersih tempatnya

    BalasHapus