==Selasa 25 Juni 2019==
HP saya baterainya mulai sering drop dan terpaksa saya matikan, jadi tidak ada catatan jam berapa kami start dari Dalung Permai pagi ini, tapi perkiraan saya sekitar jam 08.00 wita dan langsung ke Bangsal Gianyar, Yeh Embang di Kabupaten Jembrana yang merupakan wilayah transmigrasi lokal Bali bagi sejumlah warga asal Gianyar, itulah alasannya kenapa disebut "Bangsal Gianyar" sekalipun lokasinya justru di Jembrana.
Bapak saya ingin menengok saudara yang seumuran dengannya dan merupakan teman mainnya masa keciil, ribuan abad yang lampau.
Saudara saya tersebut jatuh dari pohon kelapa dan kemudian terkena stroke.
Ternyata daerahnya masih bagus, hijau serta asri walaupun jalannya kecil dan curam, banyak kali2 jernih dengan pepohonan yang rimbun, menyesal saya dahulu sering menolak ajakan saudara2 untuk ke Yeh Embang ini, karena dulu pikir saya lokasinya di perkotaan (dekat Kota Negare).
Sekalipun lokasinya dipelosok (dekat Air Terjun Grojokan, Yeh Embang kauh) dan kami belum pernah kunjungi sebelumnya, tapi lumayan mudah menemukannya.
Dari Yeh Embang, Kami melanjutkan perjalanan dan tiba di Pelabuhan Gilimanuk sekitar jam 14.20 wita, beruntung mendapatkan kapal Ferry yang bagus. yaitu KMP Dharma Ferry 3 yang sebelumnya pernah 2X saya naiki ketika masih beroperasi di selat Lombok (Padang Bae - Lembar), lumayanlah bisa tidur nyaman 30 menit karena malam sebelumnya saya hanya tidur 2 jam saja.
![]() |
KMP Dharma Ferry 3 |
Memasuki Ketapang, Bapak saya menginginkan kami lewat selatan saja, karena dia belum pernah melewati Piket Nol dan JLS Pacitan, padahal sudah saya bilang mungkin tengah malam kita baru sampai di Piket Nol dan tidak akan bisa melihat apapun, tapi yasudahlah..turuti saja.😴
Ada beberapa titik kemacetan / padat di Banyuwangi sampai Jember, seperti Rogojampi, Genteng dll yang membuat saya tidak bisa mengembangkan speed.
![]() |
Diantara Genteng - Jember |
==Rabu 26 Juni 2019==
Hari ini, melalui sejumlah pertimbangan; Bapak saya akhirnya setuju kalau kita membatalkan saja niat melewati Jalan Lingkar Selatan (JLS) Pacitan, mengingat sedang wabah Hepatitis C saat itu di Pacitan dan waktu tempuh, pasti molor banyak (saya baru 2 bulan sebelumnya melewati jalur tersebut dengan motor), mungkin tengah malam atau bahkan dinihari kita baru tiba di Bekasi, padahal kamis paginya sudah harus beraktivitas normal.
Hanya diseputaran Piket Nol, timeline Gmap tidak terseteksi, karena tiada signal seluler dan data peta offline yang saya hapus, tapi diluar itu kembali normal, selama HP tidak dicabut dari chargernya.
Jam 00.40 wib kami tiba di SPBU 54.651.58 Turen (Malang Selatan). setelah melewati Pronojiwo yang cukup menghibur menghilangkan kantuk.
Kami tiba di SPBU SPBU 54.661.16 Selorejo, Blitar Jam 01.53 dan ungkin karena malam sebelumnya saya hanya tidur 2 jam saja (itupun tidak pulas), akhirnya disini saya tidur hampir 3 jam (01.53 - 04.57 wib).
Jam 05.50 wib kami sarapan di daerah Tulungagung
Jam 07.45 wib tiba di Bendungan Tugu, Trenggalek untuk ngopi.
Bendungan Tugu ini ditarget rampung tahun 2021 oleh pemerintah pusat.dan sekaligus akan menjadi obyek wisata.
Ternyata pusing juga mencari pintu masuk Tol trans Jawa dari Solo karena diputar putar oleh Polisi yang menutup jalan, padahal pintu masuk sudah didepan, malah mendadak ditutup.ðŸ˜
![]() |
Diantara Solo - Semarang |
![]() |
Pemalang |
Sekitar Jam 19,00 wib, kami tiba di Rumah Bekasi (36 Jam).
*Kesimpulan :
- Jalur Selatan Banyuwangi - Ponorogo tidak cocok untuk touring mobil (kecuali lagi santai), lalulintas padat, sering macet dan saat kosong sekalipun sulit untuk mengembangkan speed, jarakpun menjadi lebih jauh.
Biaya Pokok
Bensin Pertalite Rp 835.000
Ferry Rp 159.000
Tol Solo - Bekasi sekitar 400.000an (lupa saldo awal)
PETA JALUR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar