Minggu, 14 September 2014

Jelajah Andalas Sampai ke Pucuknya (Sabang) Bagian 5

10 Agustus 2014 D=13 (Bukittinggi-Maninjau-Singkarak-Solok-Padang-Painan)
Jam 07,00 wib saya sudah melanjutkan perjalanan ditengah hujan gerimis, tujuan pertama adalah Danau Maninjau, kemudian dilanjutkan ke Padang Panjang yg juga merupakan kota Hujan di Sumbar spt Bogor di Jawa Barat, hujan dengan derasnya turun disini, saya baru menyadari kalau trip ordometer saya sudah 2.750km sejak terakhir kali saya ganti oli dalam perjalanan berangkat di Medan, artinya sudah lewat 250km. Susah sekali mencari oli yg 1 liter atau lebih disini, saya yg biasanya menggunakan FEDERAL XX, akhirnya terpaksa menggunakan Enduro racing yg beli di SPBU, oli yg jelas terlalu encer buat motor tua saya.

Dari Padang panjang, saya lanjut ke Danau Singkarak dan langsung menuju Padang via Solok. Peta Jalur BukitTinggi - Padang - Painan dibawah ada beberapa foto yg saya ambil..




Sesaat sebelum turun hujan deras
Selepas Solok turun sederas derasnya hujan yg bukan hanya membasahi sepatu & kaos kaki tapi juga seluruh badan, karena saya tdk sempat menggunakan jas hujan, yasudah lanjut saja tanpa jas hujan, lagipula saya mulai bosan memakai & melepas jas hujan hanya karena hujannya spt ABABIL, kali ini hujannya sangat lama, sangat deras disertai bonus banjir pulak grrrrr  Gak peduli tetap saja saya ngebut . Tiba di Padang, Saya menuju Pantai Aer manis terlebih dahulu, kemudian menuju Teluk Bungus dan sempat memfoto view selepas teluk Bayur sambil menjemur sepatu, kaos kaki, jaket & pakaian.

Setelah hujan reda



Saya kemudian menuju Teluk Bungus dengan niat utk menyebrang ke P Pagang, kalau tidak bisa hari ini, besoknya juga tidak masalah, ternyata gelombang sedang sangat tinggi ditambah sulit utk mencari barengan yg bisa diajak sharecost, saya putuskan batalkan saja, tetapi mendadak timbul keinginan utk ke mentawaii; spontan saya bertanya & hendak membeli tiket kapal cepat ke P Mentawai yg hanya butuh 3 jam sekali jalan, berita buruk kembali saya dapatkan, kalau kapal cepat sementara tidak beroperasi dikarenakan tingginya gelombang, alternatif lain adalahh ferry yg butuh 12 jam ke Mentawai. 24 jam PP berlayar belum termasuk waktu explore?? Mau tgl berapa saya kembali ke Jakarta??? Akhirnya saya putuskan utk melanjutkan perjalanan ke arah Painan (batal ke Mentawai ) dan berhenti disebuah warung dengan view teluk Bungus dan 1 foto lg sudah masuk daerah Painan:
Teluk Bungus dari kejauhan
memasuki perbatasan Painan
Perjalanan saya lanjutkan menuju Painan dan hujan super duper deras (yg terderas dalam touring kali ini) turun dengan asiknya, saya yg memang terlanjur sudah basah, memutuskan tidak menggunakan jas hujan. Jalan berliku, longsor, banjir dan aspal tertutup tanah longsor serta galian, membuat banyak pengendara motor lain yg tergelincir serta jatuh..saya benar2 harus full konsentrasi, sekitar jam 19.00 wib saya tiba di Kota Painan, dan langsung masuk ke sebuah penginapan seharga 100rb /hari (awalnya 120rb, tapi spt di bukit tinggi; 20rb dikembalikan kesaya saat dia tahu saya ber Ibu minang merangkap penjelajah nusantara, bahkan diberikan nasi bungkus).


Penjaga penginapan saya kali ini mirip dengan rekan saya pemilik warnet di Bekasi ..ohh iya: parkiran penginapan ini ternyata juga banjir 30cm, untungnya tidak masuk kekamar, penjaganya bilang, disitu banjir baru kali ini..hmmmmmm bo'ong lu..Konci motor saya juga kembali sempat hilang disini, untungnya ditemukan oleh sang penjaga..sial kembali..rmh di sebelah penginapan saya korslet dan terbakar, hal tsb mengganggu kenyenyakan tidur saya.

11 Agustus 2014 D=14 (Painan-Muko2-Bengkulu)
Jam 09.00 wib Dengan sepatu serta kaos kaki yg masih basah (termasuk kaos kaki cadangan juga) saya memulai perjalanan menuju Bengkulu. Peta jalur Painan - Muko2 - Bengkulu . Sebelumnya saya sempat mampir ke Pantai di painan yg cukup terkenal yg ternyata biasa saja.
                                 
Selepas painan, musibah nyaris saja terjadi, saya yg menikung dengan kecepatan sekitar 100 kPJ pada sebuah tikungan cepat yg tidak terlalu tajam diaspal yg mulai mengering tiba2 ban motor seperti kehilangan grip dan nyaris tergelincir, karena ternyata ada tumpahan solar..untung saya bisa mengatasi keadaan..Tumpahan solar dijalan memang paling berbahaya di Lintas barat sumatra, karena ada di banyak tikungan, seandainya jalan basah total malah akan jelas terlihat, karena kalau terkena air tumpahan solar akan berwarna spt pelangi, tapi kalau dijalan yg nyaris kering atau kering malah samar dengan warna air biasa, 3 kali saya nyaris tergelincir karena tumpahan solar tsb, yaitu: di jalur antara Prapat - balige, Painan - Muko2 dan terakhir di jalur Manna - Bintuhan.


Jam 13.00 saya sudah tiba di Muko2 dan memasuki Prov Bengkulu ini kondisi jalan buruk; berlubang dan ada beberapa bagian yg malah tidak beraspal sama sekali...belum lagi beberapa ruas jalan yg tinggal setengah karena terkena abrasi. Tapi tikungan2 nya sangat menghibur saya. Muko2 ini bahasanya cenderung mirip bahasa Padang dan banyak sekali transmigran asal Jawa disini, beberapa diantaranya menjadi pekerja di kebun2 sawit.
Jalur Muko2 Bengkulu

sekitar 70km di utara kota Bengkulu
Jam 19.00, saya tiba di Kota bengkulu dan menghubungi sepupu saya Rahmat yg tinggal dekat UNIB (universitas negeri Bengkulu), awalnya saya hanya berniat bertemu sebentar sebelum melanjutkan perjalanan, ternyata bracket Box saya akhirnya menyerah & patah menghadapi jalan hancur antara Muko2 - Kota Bengkulu, terpaksa saya harus menginap dahulu di rumah rahmat setelah sebelumnya diajak ke Bengkel milik anak Club CB di Bengkulu; Sony, Saat esoknya saya berputar putar Bengkulu dengan kendaraan plat merah milik Rahmat, sony inilah yg mengelas bracket Box saya...
malam itu saya ngobrol dengan Rahmat dan istrinya; Eka sampai pukul 02.00 dinihari 

12 Agustus 2014 D=15 (Bengkulu)
Jam 06.00 saya & Rahmat sudah bangun dan bersiap mengantar Tsabita putri Rahmat yg sudah kelas 6 SD untuk berangkat ke Sekolah (terakhir saya melihatnya dia masih bayi). Sungguh cepat waktu berjalan, jadi tersadar kalau saya sudah semakin tua.

Hari ini utntuk pertama kalinya Andini (motor saya), saya istirahatkan, kami menggunakan mobil plat merah milik Rahmat, hal ini mengingatkan saya pada jaman kuliah dulu, saat masih berbisnis komputer bekas, service dll, saat saya lebih suka menggunakan mobil plat merah milik ayah saya, yg mana setiap masuk Harco mangga dua, Glodok dll  selalu bebas biaya parkir. hehehe. Waktu itu Rahmat yg masih berpacaran dengan sepupu saya Eka (Ibu dari Tsabita) masih tinggal di jakarta dan sering ikut berbisnis komputer juga dengan saya.
Ohh iya Eka ini adalah putri dari kakak tertua Ibu saya, yg saya panggil Tante Iceu  yg menikah dengan seorang hakim asli Bengkulu, setelah menikah Tante Iceu ini ikut tinggal serta mengajar di Bengkulu sampai akhir hayatnya, Tante saya itu juga merupakan salah satu pendiri Universitas negeri Bengkulu hal mana karirnya diikuti oleh Eka yg juga mengajar di UNIB, sedangkan keluarga Rahmat ini aslinya dari Manna, Bengkulu Selatan.

setelah mengantar ke Sekolah kami mengunjungi Pantai Panjang, yg ternyata garis pantainya sudah tidak terlihat lagi karena tertutup air laut, sampai pohon2 dipinggir pantai juga banyak yg tumbang terrkikis gelombang. Ombak benar2 dahsyat saat itu, sehingga saya terpaksa mengurungkan niat saya utk ke P Tikus, bahkan adik dari Rahmat yg merupakan pemilik perahu & operator wisata ke P tikus juga berada di daratan karena kondisi cuaca.
saat saya tiba pohon ini masih berdiri tegak, setelah
tanahnya terkikis dihantam gelombang dahsyat
langsung tumbang
Terkena Abrasi

Karena pasirnya terkikis terkena abrasi
Akar pohon tsb lgs tercabut.
Pantai Panjang
Sesudahnya kami mengunjungi View tower, yg sedang dalam proses pengerjaan, tidak sembarang orang boleh masuk, tapi sehubungan James; suami dari adik sepupu saya yg juga Guru beladiri TNI & Polri di bengkulu menjadi kepala keamanannya, maka saya diberikan kuncinya.
View Tower ini ada terowongan bawah tanah ke kantor gubernur Bengkulu, dan juga rencananya akan tembus ke benteng Marlborough, tapi karena harus melewati gedung arsip nasional yg utk wilayah Bengkulu, Sumsel & Jambi kantornya berpusat di jambi, maka masih harus menunggu perijinannya.

James bercerita saat menggali terowongan dari view tower ke Gedung gurbernur, mereka banyak menemukan barang2 antik, seperti; guci, karena sisi depan gedung gubernur tsb dahulunya adalah makam para prajurit Inggris & keluarga, saya juga sempat memasuki terowongan tsb. Bau bangkai dari seekor kucing yg sepertinya terjebak masuk (tidak bisa keluar) dan beberapa tikus benar2 membuat saya tidak betah berlama lama dibawah, sedangkam utk naik keatas kami sempat kerepotan tanpa membawa senter, karena selepas lantai 2, tidak ada cahaya sedikitpun yg masuk, benar2 gelap gulita untungnya saya membawa korek, sepertinya benar2 penderitaan buat Rahmat utk naik tangga entah beberapa lantai (saya lupa menghitung).
View Tower dari sisi depan POLDA

View dari puncak view tower
View dari puncak view tower
Selanjutnya kami mengunjungi Benteng Marlborough, dari sini ada terowongan yg menuju ke pantai, sempat tidak enak hati saya disini, karena penjaganya tidak mengijinkan kami untuk membayar tiket masuk, sehubungan mereka sangat hormat dengan James & Rahmat (atau karena kami menggunakan mobil plat merah hehe).
Benteng Marlborough
Benteng Marlborough
Benteng Marlborough
Benteng Marlborough
Kemudian kami menuju rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu. Ada Foto Ibu fatmawati yg terlihat begitu cantik, mengingatkan saya akan sebuah cerita dari buku 
"Bung Karno Biography as Told to Cindy Adams" yang pernah saya baca; ceritanya kira2 begini:
Bung Karno yg terpesona oleh kecantikan Ibu Fat, kemudian berkata kepada Ibu Inggid (istrinya saat itu):

Bung Karno: "wahai istriku, aku baru saja membaca kisah BhagawadGita, disitu Harjuna bertanya kepada Sri Kresna yg titisan dewa Wisnu (sebagai manifestasi Tuhan)

Harjuna: "wahai Kresna, dimanakah engkau?"

Kresna: "Harjuna, aku ada dimana mana, aku ada di teriknya mentari yg menyinarimu, aku ada didinginnya malam yg menyelimutimu, bahkan aku ada di manisnya senyuman gadis yg memikat hatimu"

BK Kepada Bu Inggid:

Aku terpikat oleh senyuman fatimah (nama asli Ibu Fatmawati) istriku, karena aku seorang yg religius dan ingin dekat dengan tuhan, maka ijinkanlah aku menikah dengannya istriku 
Rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu
Foto Ibu Fat sewaktu muda
Sepeda yg konon sering digunakan oleh BK

Selesai Explore kota bengkulu, saya segera ke Bengkel Sony, utk memasang kembali Bracket Motor dan bukan hanya dibantu oleh sony dari club CB Bengkulu, saya juga dijamu oleh sony & rekan2nya.


Jam 19.00 wib ditengah hujan sangat deras, saya meluncur menuju Manna-Bintuhan. Sebenarnya Jalur Bengkulu - Manna-Bintuhan-Krui-TNBBS ini terbilang indah, tapi berhubung saya sudah sering melewatinya, tidak ada penyesalan utk melintasinya dimalam hari saat sudah gelap. Peta jalur Bengkulu-Krui-Ranau-Krui-TNBBS-Balam-Bakau

Diantara Manna (*baca Manna'k seolah olah ada "K" nya) - Bintuhan saya melihat suami istri yg sedang mengganti ban mobilnya nya ditengah hutan tengah malam ditengah hujan deras pulak..karena kasihan saya berhenti utk menolongnya..Tapi awalnya saya malah dikira Rampok...grrrrr  (mosok wajah penuh kedamaian serta keteduhan seperti saya dikira rampok..gak sopan)..dengan mimik ketakutan istrinya nyaris menyemprotkan hot spray & suaminya memegang konci ban dengan gemetar.  1 jam mereka mencoba mengganti ban Avanza mereka dan belum berhasil, buat saya tdk sampai 5 menit saja. Setelah selesai saya melanjutkan perjalanan dengan mereka meminta saya mengawalnya dibelakang, tapi karena terlalu lambat dia mengemudi serta sulit melihat lubang jika riding dibelakang mobil, saya tinggalkan saja mereka.

Kondisi Jalur antara kota Bengkulu -Manna-Bintuhan ini terbilang sangat buruk penuh lubang dan berliku.

13 Agustus 2014 D=16 (Manna-Krui-Ranau-Krui-TNBBS-Balam-Bakau-Bekasi)
Setelah Riding selama hampir 7 jam dari Kota Bengkulu ditengah hujan deras yg tiada henti, kabut, genangan air & Longsor dengan sepatu serta kaos kaki basah (sangat menyiksa dinginnya) akhirnya sekitar jam 01.45 wib, saya tiba di SPBU di Selatan Kota Bintuhan, Bengkulu yg merupakan SPBU terakhir sebelum perbatasan dengan prov Lampung, Ternyata pemilik warung didepan SPBU tsb adalah orang Krawang (beristri wanita Bintuhan) yg lama tinggal di dekat rumah saya di Bekasi..dia juga ternyata mengenal banyak bikers sahabat saya yg sering melintas didaerah tsb.
Asik mengobrol dengan pemilik warung tsb, membuat saya baru melanjutkan perjalanan kearah Krui, Lampung jam 04.45wib, tapi masih sangat gelap waktu itu.
Jam 06.00 saya tiba di krui, Lampung Barat. Kondisi jalan sesudah memasuki Prov Lampung semakin parah lagi, beberapa bagian malah hanya bebatuan yg sudah tidak ada aspalnya lagi karena tergerus air & longsor. untungnya saya sudah sangat hapal jalur tsb sehingga tidak masalah utk riding saat gelap sekalipun.

Sepanjang touring ini, saya sering mendapat pertanyaan "kok berani touring sendirian malam2 di lintas sumatra yg angker & rawan kriminal?" Biasanya saya akan menjawab dgn santai "kalau saya kan koleganya Begal & begu (setan), mosok mereka mendahului rekan seprofesi". hehehe.
Tetapi jawaban saya yg sebenarnya adalah:
1) saya tidak sensitif terhadap hal2 gaib dan sejak kecil saya percaya kalau setan dan teman2nya itu  hanya ada di hati, pikiran & panca Indra manusia. Kalau ada manusia yg melihat setan artinya cuma 2:
-dia mengalami gangguan jiwa (halusinasi visual/akustik atau sedang mabok berat.
-dia sedang melihat bayangan dirinya sendiri yg jahat seperti setan.
2) saya percaya hukum karma, kalau saya tidak pernah mengambil yg bukan hak saya, maka tak ada satu manusiapun yg akan mengambil hak saya, termasuk begal.
3) kalau motor mengalami masalah ditengah hutan tengah malam..ya nikmatin saja sebagai bagian dari sensasi touring..gitu aja kok repot. 
pagi hari di seputaran Krui
pagi hari di seputaran Krui


P Pisang Dari kejauhan
Tiba di sebuah pertigaan yg sangat saya kenal di Krui, lampung Barat..perasaan galau sama spt waktu di Tarutung, Sumut kembali timbul, disatu sisi saya ingin terus melanjutkan perjalanan via barat, disisi lain ingin bernostalgia dengan jalur Krui-Liwa-Danau Ranau yg selain menjadi jalur legendaris dikalangan petouring, buat saya pribadi seperti mantan pacar dimana kita ingin selalu mengetahui update kabarnya 
Akhirnya keputusan yg sama dgn sewaktu di Tarutung kembali saya ambil, saya mengunjungi Liwa - Ranau dahulu, sebelum kembali ke Krui, apalagi mendadak saya malas nyebrang ke P Pisang.

kembali lagi ke Krui sekitar jam 09.00wib, saya melanjutkan perjalanan dan berhenti di Tanjung Setia, tempat yg ternyata banyak "nyama" nya (*baca "nyame"=bahasa Bali yg artinya saudara).
Tanjung Setia
Perjalanan berlanjut dan saat melintasi TNBBS (taman Nasional bukit barisan selatan) kecelakaan parah nyaris terjadi..Saat tikungan blind corner kekanan buat saya (kekiri buat yg dari dari arah berlawanan), sebuah pickup L300 tiba2 bermanuver mendadak kekanan hendak menyalip sebuah truk ditanjakan tanpa melihat ada saya dari arah berlawanan, melihat keberadaan saya dia malah panik dan sempat limbung...hanya keberuntungan yg menyelamatkan saya saat itu, dengan melakukan shift down 2 X saya menurunkan motor saya ke badan jalan yg merupakan rumput basah dengan jurang hanya berjarak 30cm dikiri saya..saat itu saya tetap meluruskan mtr saya saja dibadan jalan tanpa ngerem agar motor tidak tergelincir jatuh, setelah stabil baru saya belokkan kekanan utk naik kembali ke jalan..alhamdulilah saya lolos dari kecelakaan. Saya langsung putar balik dan mengejar L300 tsb, setelah saya giring kekiri sampai berhenti; dia meminta minta ma'af dengan logat "jawa nya"..ini bukan masalah minta ma'af, kali ini dia lolos dari membunuh orang, tapi keidiotannya pasti akan berulang dan bisa membunuh banyak orang di kemudian hari. Orang ini harus di "HUKUM" berat agar kapok dan tidak mengulangi lagi KEGOBLOKKANNYA".

Setelah menghukumnya saya melanjutkan perjalanan dan sempat mengambil foto sesaat begitu keluar dari TNBBS:


am 16.00 sore saya sudah tiba di Pelabuhan Bakauheni dan saat di Ferry saya menjemur sepatu & kaos kaki saya yg basah, semerbak baunya membuat orang2 disekitar menyingkir dari dekat saya 

Jam 19.00wib saya sudah di Merak dan harus menghadapi 1 dari 3 jalur yg selalu berhasil memancing emosi saya saat sedang ramai, yaitu jalur Cilegon-Grogol, (2 jalur lainnya adalah: Bekasi - Karawang dan Jakarta - Puncak) sialnya setiap hendak touring mau tidak mau saya harus melewati 3 jalur terkutuk tersebut.
Benar saja; seekor pengemudi Matic berboncengan (sama2 pria dewasa) mengemudi dengan brutal, zig zag , 3 X memepet saya dan pelan justru saat jalan kosong, saat ke 3 kalinya emosi saya memuncak, saya mendahuluinya dan menggebrak stangnya sambil berkata agar dia "hati2" Pengemudinya diam saja sambil menatap seperti marah kesaya, tapi kemudian dia berjalan pelan dan tidak berusaha menyalip saya lagi. (*kalau orang yg saya gebrak membaca ini, "ma;af yaks saya sedang kelelahan, tapi sopanlah mengemudi").

memasuki kalimalang, saya mulai auto pilot dan berjalan pelan dikiri, sampai akhirnya jam 23.00 wib saya berteriak sambil mengangkat tangan begitu melihat gerbang komplek saya"Mission Accomplished".
Rumah saya masih sekitar 50m dari gerbang, tapi suara teriakan melengking kegirangan sudah terdengar sejak saya masuk gebang dari mahluk dibawah:



Terima kasih semua yg membantu saya selama trip ini,, terima kasih spesial & sebesar besarnya buat ANDINI (Motor saya) yg telah sangat setia tanpa rewel selama touring..MMMuuuuuachhhhhhhh.           



SELESAI







RINCIAN BIAYA
01) Bensin Premium PP = Rp 1.200.000
02) Olie Mesin = 3 X ganti = RP 148.000
03) biaya Ferry: Rp 221.000
a) Merak-Bakau (Jawa - Sumatra) PP = Rp 78.000
b) Ulhee Lee - Balohan (Banda Aceh - Sabang) = Rp 55.000 & Rp 75.000 = Rp 130.000
c) Tomok - Prapat (samosir - Prapat) = Rp 13.000
05) Sewa alat Snorkeling + Perahu ke P Rubiah = Rp 70.000
06) Sewa Kamera Underwater = Rp 120.000
07) Penginapan Total = Rp 757.500 ....rinciannya:
a) Palembang, Sumsel = Rp 100.000 / 2 = Rp 50.000
b) Rengat, Riau = Rp 150.000 /2 = Rp 75.000
c) Medan, Sumut = Rp 95.000 / 2 orang = Rp 47.500 
d) Pantai Iboih, P Weh. NAD = Rp 250.000 / 2 orang X 2 Hari = Rp 250.000
e) Banda Aceh = Rp 70.000 / 2 orang = Rp 35.000
g) Balige, Sumut = Rp 100.000
f) Bukit Tinggi, Sumbar = Rp 100.000
h) Painan, Sumbar = Rp 100.000
08) Total HTM obyek wisata (catatan hilang, tapi sekitar) = Rp 50.000 *banyak digratiskan oleh petugas.
09) Makan, Minum Rokok, Duren, jajan dll @17hari = Rp 1.800.000
10) Biaya kenakalan  = Rp 425.000 
TOTAl BIAYA= 4.791.500

Daftar CP
ma'ap yaks, CP hampir semuanya hilang, tapi 1 yg paling penting masih ada:
CP Speed Boat ke P Rondo = MR Bin Bukdri = 082163886665 @ 2,5 - 3jt / 4 org maksimal

Peta Jalur yg saya gunakan:













































11 komentar:

  1. Luar biasa mas revan..sy ikuti perjalanan anda sejak 2013 flores..sy jg pengguna megapro lama..tp jelajah sy ga sejauh anda..salam hormat & salut...

    BalasHapus
  2. sy n suami baru menyelesaikan trip Bandung-Larantuka Lembata, berikutnya mau 'naik haji' ahh....ke sabang, heheh..trimakasih catpernya, sangat membantu untuk trip kami nantinya...salam

    BalasHapus
  3. sy n suami baru menyelesaikan trip Bandung-Larantuka Lembata, berikutnya mau 'naik haji' ahh....ke sabang, heheh..trimakasih catpernya, sangat membantu untuk trip kami nantinya...salam

    BalasHapus
  4. Salut..4 jempol bg anda sebagai inspirasi dan impian saya untuk spt anda ntuk *naik haji. Mantap.. saya sudah mmbaca semalaman dari awak sampe akhir benar benar anda luar biasa.. penuh pemberani...lelaki tulen bossku...dan satu hal anda pasti pintar n berpendidikan.. mantap jiwa... sy sbagai mmber club mtor mulai menabung untuk dapat bisa seperti anda. Barvo bang revan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha..biasa kok bro, semua orang juga pasti bisa.

      Sukses & tetap touring bro

      Hapus
  5. saya baca kisah perjalanan nya, seruu banget..kayak nonton live nya hehehe...salut Mas, salam hormat bwt Mas dan motor nya (ANDINI)...rute2 turing nya jauuuh banget en mantaap...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam hormat jugfa bro
      Terima kasih..sukses juga bro

      Hapus
  6. keren oom...waktu dri bengkulu menuju lampung apa lewat hutan lindung yg menurut legenda byk makluk bunia....ato waktu di aceh pernah lewat jalur melaboh-tankengon via butong ateuh sensasinya kita berasa diatas bukitbarisan seakan kita ditpt tertinggi di pulau andalas, tpi wktu ntu sya pake mobil...sya juga niat neh pake motor lonely aja...seru kayaknya yaks

    BalasHapus