Jam 01.30 wita, Lagu Ride The Wind dari grup rock "Poison" sontak membangunkan saya, itu panggilan telpon dari seorang rekan; Adeek (tetangga di Bekasi) yg memberi tahu bahwa dia bersama 4 orang rekannya baru saja tiba dari jakarta dan sudah berada didepan gerbang rumah saya di Sidan, Gianyar - Bali.
mengapa begitu lama baru sampai? padahal mereka berangkat dari JKT lebih awal dari saya, ternyata salah seorang dari mereka (Onez) motornya rusak di Batang-Jateng, sehingga dia dengan tetap semangat harus melanjutkan perjalanan ke Bali dengan menumpang bis.
Saat itu juga saya membaca pesan dari Dedi (calon barengan ke Flores yg brkt via Yogya), kalau dia Kena "Portal" oleh sesama komunitas Motor Byson di Sidoarjo, Dedi diminta mampir serta menginap di Sidoarjo dahulu dan baru besok paginya diijinkan meneruskan perjalanan.....Hadeuuhh ini bisa membuat jadwal touring ke Flores berantakan.
Jam 06.00 wita, saya terbangun dan langsung mencoba mencari penyebab dari gejala jerking parah (ngebrebet & nembak) pada motor saya, prediksi saya: jelas itu masalah pengapian, sudah saya coba ganti semua part pengapian dari Busi, kabel busi, koil & CDI dengan cadangan yg selalu saya bawa setiap touring keluar Jawa; tetapi masih tetap brebet. Ternyata........Intake manifold nya nyaris lepas, karena saya lupa mengencangkan bautnya saat terakhir membersihkan karburator (6 hari sebelum berangkat).
sebuah keajaiban motor saya bisa tetap hidup & jalan, padahal jarak lepasnya sudah lebih dari 4 mm, ckckckck. Sukurlah bukan masalah serius yg membutuhkan biaya.
Jam 08.00 dapat kabar: rombongan Om Agus sudah masuk Denpasar, si Adeek langsung meluncur menjemput mereka; karena saya & Reno Ingin Menyantap Babi Guling Gianyar yg sangat terkenal bukan saja di Indonesia, tapi sampai ke 5 benua.
Sejujurnya menurut saya pribadi, Babi Guling Bu Oka (baik yg di Ubud atau didepan pasar Gianyar), rasanya masih kalah jauh dengan babi Guling yg didepan pasar Kintamani dengan harga bahkan tidak sampai 1/2 dr harga Babi Guling Bu Oka.
![]() |
Offroad di gunung Batur |
Sekitar Jam 13.00wita Rombongan Om Agus PHP & Adeek ingin explore kintamani & Gn Batur (hanya 30km dari kampung saya); berhubung perjalanan kami masih panjang, saya & Reno memutuskan utk tdk ikut (sudah terlalu sering juga saya kesana); tapi meminjamkan Andini (motor saya) kepada Onez agar ikut di Foto hehe..ini hasil2 mereka:
![]() |
Andini & Parjinem dgn latar belakang Gn batur |
Jam 19.30 wita mereka kembali dari Kintamani, saya dan Reno segera bersiap untuk melanjutkan perjalanan menuju Flores, tinggal menunggu Dedi yg mengirim pesan, bahwa dia sudah berada di Gilimanuk, saat itu jam 21.30 wita, artinya Dedi akan tiba di Padangbae sekitar jam 01.30 wita.
Melalui sebuah diskusi kecil; diputuskan rombongan Adeek dengan 4 orang rekannya serta om Agus dengan 3 orang rekannya , untuk tidak Melanjutkan perjalanan lebih ketimur lagi (Lombok - Sumbawa - Flores) karena masalah waktu. mereka akan mencari penginapan di Kuta & lusanya kembali ke Jakarta,
Sedangkan seorang rekan; Jamil, (sering kita panggil Jamilah atau jamilun) memberi kabar; klo dia naik pesawat dari JKT langsung ke Lombok dan akan menunggu kita di KFC mataram keesokan harinya jam 07.00wita
Haaahhhh?? naik pesawat??!! Jamilun Jablay ini kan, sang Penggagas touring ke Flores & membuat saya merubah rencana dr Solo Touring jd touring berjama'ah. Sekarang dia malah tripnya naik pesawat??????
Traveling naek pesawat (angkutan umum) tuh kusus yg make rok & Lipstik. lagipula kalau Traveling naik pesawat, bis atau kereta; jangankan maho KW super, bahkan orang yg sudah meninggal duniapun sanggup melakukannya, wong cuma duduk/berbaring diam kok..hehe
Sambil menunggu Dedi tiba, kita membeli Arak Bali & meminumnya; masalah muncul: 3 rekannya adeek tidak mampu bangun apalagi membawa motor, mau ga mau kita harus menggunakan segala cara agar mereka segera sadar, beberapa bahkan harus digendong ke motor hahaha,
Jam 00.30 Dedi memberi kabar kalau dia sudah tiba di Denpasar, si Adeek berkata: "Bung, langsung aja ke Padangbae, nanti biar gw yg jemput & antar Dedi ke Padangbae, kita ketemu di warung yg sama dgn tahun kemaren".
saya menyetujuinya, kita berpisah di pertigaan Sidan, mereka ke barat ke arah Denpasar / Kuta, sedangkan saya & Reno ke timur menuju Padangbae.
Hanya 20 menit yg dibutuhkan untuk ke Padang Bae dari Sidan, Gianyar dengan jarak hanya 26km dan di bypass motor bisa dipacu dgn aman sampai 100kpj, tapi berasa 20 jam karena sejujurnya saya masih dibawah pengaruh Arak Bali.
Benar2 ganas pengaruh arak Bali tsb, jalanan didepan saya terlihat seolah olah bercabang 2 atau bahkan 3, sedangkan pohon yg berada dikanan & kiri jalan; terlihat seperti sedang bergandengan tangan berpacaran mesra ditengah jalan. Hmmmm, hal ini seperti Dejavu buat saya thd kejadian tahun 1999 yg lalu, hanya bedanya saat itu saya mengemudi mobil menuju Padang Bae dan bukan motor, selain itu saat itu saya juga membawa pacar, jadinya ga ngiri sama sepasang pohon yg lagi mesra2an hehe..Malah puunnya yg ngiri sama kita dan nyamperin kita mau mukul (Baca: Nyaris nabrak puun).
Sepertinya Reno tahu klo saya masih dibawah pengaruh alkohol; dia mengambil jarak yg cukup jauh dibelakang saya hehehe.
Peta Jalur Sidan - Padangbae
Disini masalah ke 3 pada motor saya muncul: Klakson saya mati total, baik klakson standar atau klakson stebel nautilius. Saya baru menemukan penyebab masalahnya sesudah kembali ke Jakarta, masalahnya ternyata sepele: kabel negatif nya tidak saya pasang dengan benar.
3 jam menunggu di Pelabuhan padangbae, Dedi & adeek belum muncul juga (si Adeek di telpon tdk diangkat) si Dedi juga sudah kering nunggu di Denpasar; akhirnya saya minta Dedi tidak usah nunggu si Adeek yg memang bertipe marketing (Tidak bisa dipercaya hehehe), langsung aja ke Padangbae, aktifkan aja GPS dari HP buat penunjuk arah.
*Belakangan, saya ketahui, ternyata si Adeek ini tertidur setelah mendapatkan penginapan di Kuta, karena terkena dampak ganasnya Arak Bali yg kami minum.
1 jam kemudian, tepatnya Jam 05.00wita , akhirnya Dedi tiba (4 jam waktu yg terbuang untuk menunggu), kita langsung naik ke Ferry setelah membayar Rp 112.000 @4jam pelayaran. Sesudah diatas Ferry si Adeek baru menelpon, grrrrrrrrrrr..*awas lu tong, gw kebiri ntar. hehe.
Penyebrangan selat Lombok kali ini, setelah 2010, 2011 & 2012 saya selalu berhasil mendapatkan sunrise di selat Lombok, kali ini saya tdk beruntung, gagal karena cuaca mendung.
Tiba di pelabuhan Lembar, Lombok jam 09.30 wita , kita langsung gaspol menuju Pelabuhan Kayangan di Lombok Timur lewat jalur tercepat (tdk melewati Senggigi yg terkenal indah) dgn jarak sekitar 98km.
Peta jalur Lintas Lombok: Jalur Lintas Lombok
![]() |
Makan Siang 60rb/org. |
Pelayannya seorang gadis muda yg 8 tahun tinggal di Jakarta dan baru beberapa bulan kembali ke Lombok..siyal..orang JKT ketepu sama sama org JKT hahaha
Selesai makan mendapat telfon dari Jamil, klo dia bersama seorang temannya sudah menunggu kita di Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur dgn mtr matic sewaan (malu2 in mosok petouring rental motor, matic pulak hehe).
Perjalanan kita berlanjut menuju pelabuhan kayangan (ternyata jamil sudah menyebrang), setelah membayar Rp 53.000 @2jam, mtr saya masukkan ke kapal; disini saya dapat firasat buruk dan bertanya kepada ABK: "Ombak gimana?" lg tenang jawab ABK. Klo ombak sedang ganas maka motor harus diparkir melintang, tp saat itu ABK meminta saya utk parkir lurus saja, agar tdk memakan banyak ruang, berhubung mtr saya terbilang panjang.
Ombak memang sedang tidak besar, tapi nahkodanya sangat ceroboh, dia membelokkan kapal tanpa mengurangi kecepatan, sehingga Ferry pun bergoyang hebat berkali kali, saya pun tegang akan motor, apalagi mtr dalam kondisi beban berat (Box & side bags penuh) selain rawan jatuh, momen jatuhnyapun akan lebih keras.
Tiba2 ada yg berteriak motor Jatuh, motor jatuh, spontan saya langsung lompat turun kebawah, motor saya dan beberapa mtr lain (yg tadinya parkir lurus) sudah didirikan kembali oleh para ABK; tp saya mendapati: handguard kanan patah pada dudukan baut, spion retak & Stang posisinya bergeser (untung tdk bengkok); Setelah saya protes keras; akhirnya saya diantar oleh seorang ABK menghadap Kapten kapal; diruang kemudi saya melihat, sang nahkoda ternyata sedang ngangon anak. Sang kapten pun turun kebawah memperbaiki mtr saya bersama beberapa tehnisi kapal.

Jamil mengirim pesan klo dia sudah tiba di P Kenawa dan memberikan CP utk perahu dr Pototano ke P Kenawa seharga 20rb/org..tapi setelah mufakat; kita memutuskan bablas & tdk mampir ke Pulau tsb.

![]() |
menyetel ulang Stang, Foto oleh Reno |
Perjalanan dilanjutkan menuju Kota Sumbawa Besar sejauh 98 Km dgn saya dibuat kagum oleh mulusnya aspal Sumbawa saat ini, th 2011 kondisi jalan masih makadam, 2012 mulai lumayan & 2013 ini sangat baik.
Mendekati kota Sumbawa besar hari mulai gelap & disetiap tikungan banyak pasir serta krikil yg membuat saya sedikit menahan kecepatan.
Akhirnya sekitar jam 18.30, kami tiba di Kota Sumbes saya berhenti & menanyakan Dedi & Reno: "gimana, mau lanjut dgn resiko kehilangan pemandangan indah di batas Sumbes - Dompu (sudah gelap) atau bermalam disini?. Ada penginapan 100rb utk 3 org, tdk jauh dr sini. Akhirnya kita memutuskan utk bermalam di Penginapan Sernu Raya dgn pertimbangan saat perjalanan balik nanti, kita juga akan ketemu malam, kasihan Reno & Dedi yg baru pertama kali ke Sumbawa dan belum pernah foto2.
Sebenarnya saya sudah menghitung dengan matang, klo kita akan melewati bagian Terindah SumBes-Dompu ini saat masih terang, tapi karena kita kehilangan 4 jam sia sia untuk menunggu di PadangBae, jadi berantakan itin yg sudah saya setting.
Sedikit mengenai penginapan Sernu Raya, ini yg ketiga kalinya berturut turut saya menginap disini, yaitu: Touring Lebaran 2011, 2012 dan 2013 (saat ini).
Tapi baru 2013 inilah saya sadar, klo penginapan ini adalah losmen "mesum": dari warna lampunya yg berwarna merah redup, receptionist yg menawarkan jasa wanita buat menemani & kamar mandi yg tidak bisa dikonci hahaha...akhirnya terjawablah pertanyaan saya, mengapa hotel gelap & sepi dgn banyak kamar milik mantan anggota DPRD Prov NTB ini tetap bisa bertahan..hahahaha.
Di P Sumbawa hanya ada signal untuk Telkomsel & XL, sedangkan Indosat hanya ada di Ibukota kabupaten saja; hal ini membuat saya yg menggunakan indosat harus segera menghubungi 3 orang calon barengan saya yg sudah tiba di Labuan Bajo, Flores dengan pesawat dari jakarta (kami janji jalan bareng setelah saling PM di sebuah forum). Saya meminta agar mereka duluan saja ke P Komodo, karena saya kemungkinan besar akan terlambat. Kasihan klo mereka menunggu kami terlalu lama.
13/8/2013
Sekitar jam 07.30 Wita kami sudah bersiap untuk melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan Sape (ujung Timur P Sumbawa).
Ini Peta jalur Lintas Sumbawa: Peta Jalur Lintas Sumbawa, Tujuan pertama adalah Kota Dompu sejauh 195 km, saat memasuki pasar di Kota Sumbes kita bertemu dgn seorang berseragam PNS dengan Honda New Megapro yg sepertinya anggota komunitas motor di Sumbawa Besar (dilihat dari stiker & Bracket Box nya), setelah salam tet tot sambil jalan dia sempat menawari mampir (Tp kita tolak) dan kemudian dia mengambil alih posisi RC hanya sampai didepan kantornya, kembali tet tot, jempol dan kamipun lanjut ngegas. Sukurlah dia mau berangkat ke kantor; kebetulan saya kenal dengan beberapa anggota dan ketua komunitas motor di Sumbawa besar, kalau kena spotted mereka, bisa2 kami kehilangan banyak waktu untuk sekedar beramah tamah.
memasuki Perbatasan Dompu kita disajikan pemandangan yg sangat Indah, berhubung buat Dedi & Reno, adalah pertama kalinya mereka ke Sumbawa; kita menghabiskan banyak waktu utk Foto2 disini. Tapi ada sebuah tempat yg disebut warung stiker, tempat dimana para anggota klub / komunitas motor menempelkan stiker sebagai bukti jejak mereka; saya sengaja tidak memberi tahu mereka, karena sudah jam 12.00wita dan sudah sangat lapar hehehe..ma'ap ya.
jalur antara Sumbawa Besar - Dompu ini benar2 jalur favorit saya karena keindahannya (lebih dari jalur Senggigi), itulah kenapa selama 3 tahun berturut turut saya selalu kembali ke Jalur ini.
![]() |
Ini Tempat yg sama yg saya ambil th 2012 & 2013, terlihat jelas perbedaannya |
![]() |
Foto By Reno |
![]() |
foto dari Om reno |
![]() |
Gaya dulu ahh: Foto diambil oleh dedi |
![]() |
Ini bukan lagi gaya; nikung dgn 1 tangan, saya ngasih kode: "udah foto2nya, kita lanjut gw lapar" |
![]() |
Ini foto dari Om reno Dedi in Action, by Reno |
![]() |
mulai menaiki bukit Terakhir sebelum masuk Kota Dompu, By Reno |
![]() |
ngintip dari selah bukit |
![]() |
Reno |
![]() |
Dedi |
Selesai makan perjalanan berlanjut, menuju Kota Bima sejauh kira kira 60 km, masalah ke 4 pada motor saya muncul: Speedo meter saya mati, jelas merepotkan karena selain tidak bisa mengontrol kecepatan motor, trip ordometer yg saya gunakan sebagai perhitungan utk ganti oli, otomatis putus juga. Jalur Dompu - Bima ini relatif lurus, tapi panasnya cuaca memaksa kita untuk kembali berhenti.
![]() |
Kuda yg mulai lari ke tengah laut |
![]() |
Sudah nyaris tak terlihat. |
![]() |
Andini mejeng dulu ahh |
![]() |
Giliran saya yg narsis sejenak hehe |
![]() |
Jalur dari puncak sebuah bukit, menuju Sape..kerennn |
Yang saya ketahui, selain jalur lintas Flores, jalur Tele - Pangunguran (Samosir) dan beberapa jalur di Sulawesi spt Rantepao-Palopo, jalur Bima- Sape ini termasuk yg paling legendaris dikalangan Bikers.
Sampai disebuah bukit yg sejuk, kami berhenti untuk istirahat & foto2.
![]() |
Pelabuhan Sape ada dibalik bukit ini |
![]() |
Zoom Maksimal, terlihatlah pelabuhan Sape dikejauhan |
![]() |
Penyebab jalur Sumbawa begitu mulus. Foto oleh Reno |
inilah ternyata penyebabnya:
![]() |
Foto oleh Reno |
disamping kanan foto ini:
14/8/2013
Jam 06.30 wita kami terbangun untuk langsung bersiap siap ngantri tiket Ferry ke labuan bajo seharga Rp 145.00 (utk motor & Rider) di loket yg tepat berada tidak jauh dari penginapan...ternyata loket sudah penuh dan terjadi adegan saling serobot ckckck.
Sedikit hiburan kami dapatkan, saat seorang wanita muda yg baru saja selesai mandi dengan hanya mengenakan handuk (kamar mandinya diluar) tiba2 masuk kamar kami yg memang pintunya terbuka, sialnya detik terakhir sebelum dia melepaskan handuknya, dia menyadari kehadiran kami dan sadar klo dia salah masuk kamar hehehe.
Jam 09.00 wita Ferry pun berangkat menuju labuan Bajo Flores; sungguh indah pemandangannya: *foto2 dari Om Reno disini saya kembali menderita demam tinggi sehingga hanya tidur saja di ferry tanpa berfikir untuk foto2)
![]() |
Sebuah Pulau yg konon adalah tempat penangkaran penyu |
![]() |
terlihat P Komodo dari atas Ferry |
![]() |
Labuan Bajo mulai terlihat |
![]() |
Semakin mendekati Labuan Bajo |
![]() |
Semakin dekat lagi ke labuan bajo |
Rincian Pengeluaran biaya untuk bagian 2 =
1) bensin premium=Rp 105.000
2) penginapan:
a) di Sumbes = Rp 100.000/3 org = Rp 34.000
b) di Sape = Rp 50.000 / 3 org = Rp 17.000
3) ferry:
a) Bali - Lombok = Rp 112.000
b) Lombok - Sumbawa = Rp 53.000
c) Sumbawa flores = Rp 145.000
4) makan, minum, rokok & jajan = Rp 350.000
Total bagiaan 2 = Rp 816.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar