Minggu, 29 September 2013

Laporan Touring Jakarta - Flores - jakarta bagian 4 (Flores)

17/8/2013
4 pelaku kriminal bermotor Di Labuan Bajo
Sekitar jam 20.30, kami memanaskan motor motor kami yg sebelumnya di ttitipkan selama kami mengikuti sailing trip, kemudian  Dedi, Reno, Eike & saya melakukan rolling dengan motor di Labuan Bajo.
Semua mata seolah olah menatap kami ber 4, wow.....rasanya jadi seperti tersangka kriminal hehe, kemudian kita makan malam persis didepan losmen bahagia. Cukup lama kami menghabiskan waktu disini untuk makan & bercerita, sebelum akhirnya kami tersadar, kalau besok hari akan menghadapi perjalanan berat yg pasti melelahkan. Segera kami meluncur menuju ke kost an Eike  untuk numpang mandi & tidur.
*ma'af telah membuat kamar mandi anda banjir hahaha.

18/8/2013
Tujuan kita hari ini ke Taman nasional Kelimutu yg berjarak sekitar 460 km dari labuan Bajo, jarak yg relatif sama dengan Jakarta - Semarang. Tapi klo Jakarta - Semarang bisa ditempuh dengan waktu sekitar 7-10 jam, berhubung Flores jalannya hampir ga ada lurusnya (lihat di peta,,,kriting coy), ditambah kondisi jalan yg rusak berlubang Prediksi waktu tempuh kita sekitar 15-17jam. Peta Labuan Bajo - Kelimutu .

Kami sengaja berangkat sekitar jam 08.00 wita, menunggu SPBU di labuan Bajo buka terlebih dahulu.
Di Flores kebanyakan SPBU buka hanya sampai jam 14.00,  ini menjadi masalah tersendiri klo touring di Flores, apalagi buat pengguna motr bebek / matic yg bertangki kecil. Kami mencatat hanya 2 SPBU yg buka sampai malam, yg pertama diantara bajawa - Aimere dan 1 lg di Ende.
Sehabis nmengisi BBM, pertama tama kami menuju Ruteng dahulu sejauh 130 km, jalur ini kondisi nya buruk banyak lobang, longsor, tumpahan solar, tikungan tajam, turunan serta tanjakan cukup terjal, tapi cukup sejuk & indah.Sekedar gambaran kondisi jalurnya kira2 perpaduan jalur: Pangalengan - Cisewu - Rancabuaya (sebelum 2010) & jalur Liwa - Krui (lampung barat).
Mendekati Ruteng, jalan mulai membaik, lebih lebar dan sedikit lurus, kami berhenti sejenak untuk foto:

Jam 11.30 wita kami tiba di Kota Ruteng (30menit lebih cepat dari prediksi) untuk makan & istirahat.
Di Flores, warung makan yang murah biasanya mencantumkan harganya di tembok, seingat saya: Nasi + Telor = 12rb, nasi + Ayam = 18rb, teh manis/kopi=5rb.

Sehabis makan, perjalanan kami berlanjut dan tiba di Bajawa sekitar jam 17.00 wita kita beristirahat di Sebuah SPBU yg tutup, tapi nanti diantara Bajawa - Aimere (lupa nama kotanya) ada SPBU yg buka, disitulah kita refueling  BBM. Kota Bajawa ini, menurut saya adalah ibukota Kabupaten paling indah di Flores, udara yg dingin, kabut tipis, kota yang sepi, tenang dan tata kota yg alami tapi rapih ini membuat saya teringat akan kota Bangli di Bali jaman saya kecil dahulu.

melanjutkan perjalan menuju Ende, hari mulai gelap dan jalan semakin parah, tikungan2 tajam yg seolah tiada habisnya, ada beberapa titik yg sedang diperbaiki; krikil & pasir yg menutupi jalan mempersulit kita melintasinya, dingin & kabut semakin mempercantik jalur di sepanjang hutan dataran tinggi Flores ini.
Sebelum memasuki Aimere, disebuah jalan yg kanan kirinya masih hutan dataran tinggi, tiba2 muncul seekor babi hutan berukuran besar menutupi jalan kita , di klakson juga tidak mau minggir hahaha *preman benerr lu yak!!!. Justru teriakan saya yang mengancam akan menjadikannya "Babi guling lah yang berhasil membuatnya menyingkir. Sejujurnya saya sempat takut dia menyeruduk mtr saya yg posisinya paling depan.

Mendekati Ende, hutan dataran tinggi berubah menjadi jalur coastal (pesisir) yg indah dan akhirnya sekitar jam 20.30 wita kita masuk Kota Ende, lega rasanya melihat Lampu merah pertama setelah 8 jam riding dari Ruteng, seperti kembali menemui peradaban.

Kita makan disebuah rumah makan, yang mana pemiliknya adalah pensiunan TNI asal Solo - Jawa Tengah, lezat sekali sate dan sop kambingnya. Kami berbincang cukup lama disini, kemudian anak dari pemilik warung yg juga anggota Brimob polisi tiba; semakin bertambah seru perbincangan kita, karena ternyata dia juga seorang petouring.
Dari mereka kita mendapat info; klo perbaikan jalur lintas Flores bekerja sama dgn Australia dimulai tahun 2012 dan akan rampung tahun 2014. Semoga nanti akan sama mulusnya dengan jalur lintas Sumbawa yg dimulai 2011 dan selesai 2013 (sama2 bekerja sama dgn Australia).

Foto2 jalur sekitar kota Ende (pesisir selatan) yg diambil beberapa hari kemudian (saat perjalanan pulang) oleh reno, kebetulan masih terang


Jam 22.00 perjalanan kami lanjutkan menuju Desa Moni dengan jarak sekitar 55 km dari Ende, desa Moni adalah Desa terakhir untuk ke TN Kelimutu. ,banyak sekali perbaikan jalan & material (tumpukan krikil & pasir) yg dibiarkan ditengah jalan, sangat membahayakan.
saat itu tengah malam (sudah gelap) tapi beberapa hari kemudian saat balik kita melintasi jalur ini saat siang, ini penampakannya yg diambil oleh Reno:



Semakin mendekati Desa Moni udara semakin dingin menusuk (saat itu menjelang tengah malam), kaca helm pun  jadi fogging (berkabut), terasa indah dan berkesan sekali saat itu.
Sekitar jam 24.00, kami tiba di desa Moni, langsung menelpon pemilik penginapan, yg CP nya kebetulan saya dapat dari Forum Bikepacker. Nih CP nya: Pak Rustam  0812 - 3687 - 3333.
Kami disambut oleh seorang karyawannya, bernama Andre, orang asli Flores penggemar Bob Marley yg sama2 berambut gimbal.hehehe
Penginapan ini benar2 nyaman,  terdiri dari satu rumah: 2 kamar tidur, ruang tengah, kamar mandi, 2 tempat tidur kecil & 1 tempat tidur besar seharga hanya Rp 200.000
.
Lokasinya tepat berada dipinggir jalur Ende - Maumere

19/8/2013
Sadar cuaca dingin & baru tiba tengah malam, kami tdk mungkin bisa bangun subuh untuk melihat Sunrise ke kelimutu, bablas aja tidur sampai jam 08.00 wita.
Begitu terbangun, kami ber 3 disuguhkan sarapan gratis: Kopi dan kue seperti serabi rasa pisang, mangstabb bung,. Sambil sarapan kami ber 3 ditemani Andre dan lagu Redemption Song dari Bob Marley. Masih ada yang kurang:..: "ganja"  hehehe *becanda.
Selesai Makan kami langsung menuju TN Kelimutu yg hanya berjarak 12 km dari Desa Moni, tiba di gerbang: Foto dulu ahh, Tarif masuk dan parkir motor = Rp 7.000:
Sungguh merupakan kebanggan buat seorang Biker asal Jakarta bisa berpose disini,
setelah mengemudikan sendiri motornya PP dari Jakarta. Saya pernah menyetir mobil
sendiri kesini bebeberapa tahun  yg lalu (juga PP dr jakarta), tapi biasa saja;
tidak ada sensasi  & kebanggaan Seperti saat ini dgn menunggang motor. 








Nyesel gw sempet pose kek gini ckckck

2  Saudara sebangsa & setanah air.
MERDEKA !!!
Hitam & kurus kali gw gara2 touring ke Flores, Bahkan
sesampai di Jakarta berat Badan gw turun 7 Kg

Selain motor kita ber 3, hanya ada 1 mtr asal Ende lg diparkiran, Ternyata hari itu adalah hari pertama kelimutu dibuka karena peningkatan aktifitas kawah sejak gempa di Maumere

Dalam perjalanan kembali ke penginapan sejauh 12 - 14km, kami melihat 3 orang Bule muda; 2 wanita & 1 pria (semuanya berlogat Australia) yang berjalan kaki turun ke Ds Moni..ckckck, tapi terpaksa kami abaikan; sekalipun sepertinya mereka berharap tumpangan. karena siapa dr kami bertiga yg akan ketiban sial nanti memboncengi 1 org pria (haram hukumnya bawa boncenger pria hehe), selain itu mereka tidak ramah membalas sapaan kami sewaktu di atas tadi.

Setiba di penginapan sekitar jam 14.00 wita, kami langsung mandi dan bersiap untuk melanjutkan perjalanan.

* ohh iya, belakangan saya baru tahu, kalau Dedi, salah satu barengan Touring saya ke Flores ternyata; sempat membuat Video, dgn cara menaruh kamera di stang mtrnya yg dipasang dgn menggunakan bracket bikinan sendiri:


 Rincian biaya untuk bagian 4=
1) bensin premium= Rp 80.000
2) makan, minum, rokok & jajan = 200.000
3) Restribusi kelimutu + parkir = Rp 7.000
4) Penginapan di Ds Moni = Rp 200.000 /3 org = Rp 67.000
     Total pengeluaran bag 4=  Rp 354.000

Bersambung ke Bagian 5
kembali ke bagian 3 (Flores & TN Komodo)
Kembali ke bagian 2 (Bali - Lombok - Sumbawa)
Kembali ke Bagian 1 (Jawa - Bali)

Sabtu, 28 September 2013

Laporan Touring Jakarta - Flores bag 3 (Flores & TN Komodo)

14/8/2013
Dermaga Ferry Labuan Bajo, Flores (By Reno)
Setelah sekitar 8 Jam berlayar, akhirnya ferry yang kami naiki, merapat di Labuan Bajo, Flores jam 17.00 wita, kami langsung arahkan motor menuju ke Losmen BahagiaSetelah melalui proses tawar menawar, disepakati: harga sewa kamar yg terdiri dari 1 tempat tidur kecil & 1 tempat tidur besar = Rp 130.00 /hari/3org.
Alasan saya memilih losmen ini, karena di Labuan Bajo makanan relatif mahal, sedangkan kalau di losmen Bahagia, kami bisa minta tolong kepada Ibu pengelola losmen, untuk dimasakkan makanan dengan harga yg lebih bersahabat.

15/8/2013
Jam 05.30 saya sudah terbangun, saya berjalan kaki keliling labuan Bajo sendirian dengan maksud mencari barengan untuk sewa perahu ke Pulau Komodo.
Sewa Perahu untuk ke P Rinca, Red beach, P Komodo,  Manta Point, P kanawa & P Bidadari 2D 1N = Rp 3.000.000 sudah termasuk makan, dengan kapasitas maksimal 8 orang,  Kalau barengan kami 8 org tentu kita hanya perlu patungan 375rb / org, sedangkan kita hanya ber 3, akan sangat berat patungannya menjadi 1juta/org. Sedangkan 3 orang barengan lainnya sudah duluan berangkat karena kami terlambat tiba di labuan Bajo..

Gagal mencari barengan, akhirnya setelah berunding dgn 2 rekan lainnya; kami putuskan mengikuti Travel agen utk paket ke P Komodo dan sekitarnya 2D 1N seharga Rp 750.000 *TEKORRR hehe. Balik ke Penginapan & tidur sampai sore; Mengingat kondisi saya yg memang tidak fit sejak dari jakarta (memang sengaja tidak minum obat / antibiotik, supaya tdk mengantuk saat riding).

Menjelang magrib  kita menuju ke sebuah bukit menunggu Sunset, hasilnya:

                                     
                                                 

Foto by Reno
16/8/2013
07.00 wita, setelah membayar penginapan 2 hari X Rp 130.000 / 3 orang = Rp 87.000, kami langsung berkumpul untuk memulai sailing ke P Komodo dan sekitarnya.

Tulisan pada T shirt Eike, belakang
Tulisan pada T shirt Eike, Depan
Selain kami ber 3, ada 4 orang lagi barengan kita: sepasang Wisatawan asal Belgia, Seorang backpacker asal Makasar berdarah Toraja dan sang penggembira; Eike Baehre, Warga negara German yang sedang kuliah di UGM Yogyakarta, saat ini dia sedang magang di labuan Bajo, hebatnya dia ternyata juga seorang
petouring seperti kami, dia membawa motor sendiri dari Yogya ke Flores.

Tujuan kami yang pertama adalah P Rinca, banyak sekali pemandangan indah sepanjang pelayaran, tidak bisa digambarkan dgn kata2, biarkan gambar2 saja yg berbicara:





Perahu Kami Disalip
Lupa nama Pulau ini

perasaan menyenangkan yg tak terlukiskan
Mendekati dermaga P Rinca
Setibanya di Dermaga P Rinca, awalnya kami sempat bingung, gimana caranya merapat kedaratan dengan perahu yg sudah penuh merapat di dermaga; Ternyata kita hanya harus berjalan estafet dari perahu ke perahu utk mencapai daratan
berjalan dari perahu ke perahu
Di P Rinca & Komodo sebenarnya harga bagi wisatawan domestik jauh lebih murah dari wisatawan mancanegara. Selain itu wisatawan lokal juga tidak dikenakan biaya utk kamera, tapi demi kesetaraan, kita patungan per orang Rp 150.000 X 7 org (jumlah yang sama setiap orang) untuk tiket masuk terusan P Komodo & Rinca, guide P Komodo & Rinca dan saat kembali masih sisa Rp 300.000 yg kita berikan buat ABK serta guide sebagai tips karena telah membantu kami dalam mengambil foto2 narsis dan mereka sepertinya heran dapat Tips sebesar itu.
Bukannya kami sok kaya, tapi sebenernya tujuan wisata domestik itu: membagi rejeki antara orang2 dari kota besar kepada orang2 lokal diseluruh pelosok nusantara, toh kalau kita sudah mampu traveling, artinya posisi kita dalam hirarki Maslowsudah di tingkat ke 3.

Sesampainya di P Rinca, kembali saya tidak bisa bicara tentang keindahannya, biar foto2 saja yg menjelaskan:
Gersang & panas oiii
                                   

Santapan komodo..gw juga mau kok.
                                   
Korban korban Komodo
Sang Predator
Kamuflase yg Sempurna
Setelah menunggu beberapa saat, kami mendapatkan giliran untuk trekking di P Rinca, disini kami hanya memilih medium trek, dengan Ranger kami bernama Pak Matius asal P Sumba NTT, beliau sebenarnya sudah pensiun tapi masih tetap dikaryakan dan terbukti staminanya masih sangat tangguh.
Saat baru saja memasuki hutan, tiba tiba muncul sesosok Komodo berukuran besar dijalan depan kami, Pak Matius memerintahkan kami utk minggir & tidak menghalangi jalannya
Minggirrrrrr..gw mau liwat
Ukurannya membuat saya gentar
Ternyata dia juga takut melihat kami & dia juga menghindar
kearah kanan (berlawanan dengan arah menghindar kami)
ternyata ada kadal juga
Dengan ukuran cukup besar
Coba dekati, hampir sebesar Biawak
kerbau santapan komodo ini,
Ukurannya juga sangat besar
                                                                                  

Kembali ke Pos awal, disini saya melihat seekor komodo yg sedang berteduh dari teriknya matahari di dekat dapur umum, terlihat jinak, langsung coba saya dekati dan sentuh, TERNYATA..sang ranger yg ada disitu berteriak kaget dan berkata "itu terlalu berbahaya, komodo jauh lebih berbahaya dari ular kobra sekalipun" hahaha
pusss..ehh lu komodo, kirain kucing dapur
setelah puas di P Rinca, kami kembali ke Perahu dan melanjutkan pelayaran menuju Pink Beach sambil menikmati hidangan makan siang yg dimasak ABK dan ternyata cukup lezat. Hal yang paling kami tunggu tunggu pun akhirnya tiba; Snorkeling time...
Sayang sekali di Pink beach ini kami tidak membawa kamera underwater, bawah lautnya benar2 bagus, pasirnya juga selembut terigu, tp karena perahu tidak bisa merapat ke pantai; kita tdk bisa foto2 karena terlalu riskan berenang dengan ombak yang cukup besar sambil membawa kamera biasa.

Warna pinknya benar2 terlihat jelas saat terkena ombak dan lebih pekat serta jauh lebih indah dari pada pantai Tangsi di lombok timur. Ini Pantai terindah yg pernah saya lihat sejauh ini.

Sayapun tak sabar untuk bersiap nyemplung



                                   
Nengok dulu ah ke Kamera..brrrrrr,
Dingin ternyata, apalagi saya dalam kondisi
kurang fit, tapi super sekali..bawah lautnya.
                                 
Berjemur dipantai juga bukan pilihan bijak, karena entah kenapa
malah terasa tambah dingin..lanjut snorkeling aja deh.
Hal memalukan sempat terjadi: saat saya hendak kembali
ke Perahu untuk mengambil aqua karena kehausan
sehabis snorkeling & berjemur dipantai,
saya 2 kali salah naik perahu..hehe

Puas snorkeling & main pasir di Pink Beach, kami melanjutkan perjalalanan untuk mencari tempat bermalam, ABK menawarkan 3 pilihan tempat untuk bermalam:
1) Lepas jangkar di sekitaran P Kalong
2) Bermalam di Kampung Komodo
3) Bermalam di Dermaga P Komodo
kami memutuskan mengambil pilihan yang ke 3, tepat waktu magrib perahu pun merapat di dermaga baru P Komodo, kami lantas turun dan berjalan jalan.

Dermaga baru P Komodo yg dibuat oleh Jusuf Kalla
sebagai duta Komodo
Rasa lapar membuat kami terus berjalan sampai gerbang
P Komodo, berharap bertemu sesuatu untuk disantap
atau bahkan kami yg disantap Komodo
Karena di atas perahu goyangannya sangat kencang, kami ber 5 (saya, Reno, dedi, Arnold dan Eike) memutuskan untuk tidur diatas dermaga sedangkan ABK bersama sepasang wisatawan Belgia tetap di kapal..
Ada hal lucu yg tidak akan pernah kami lupakan: berhubung malam itu kami merasa lapar, akhirnya kami memutuskan menelpon 14045 (layanan pesan antar Mac Donald), Eike yang sudah lancar berbahasa Indonesia pun memulai aksinya sekalian merayu, begini kira2 percakapannya:
Eike: hallo
operator MCD: selamat malam, bisa kami bantu?
Eike: siapa namanya, mbak?
Operator MCD: saya Nadia pak, mau pesan apa?
Eike: 5 Big Mac, 5 hot coffe dan 5 orange juice
operator: Kemana harus kami antar?
Eike: Dekat labuan Bajo
Operator: Labuan bajo, dimana pak?
Eike: NTT (nusa tenggara timur) *sambil memberikan koordinat posisi kita.
Operator: NTT, dimana pak masuk Jakarta, Bandung atau Denpasar
Eike: Flores, nadia cantik, terserah mau kamu masukkan mana..
*percakapan berlanjut, tp intinya rayuan gombal
operator: ma'af pak, kami tidak bisa antar kesana.
Eike: tapi nadia, saya laparrrrr,, gimana donk..?
Operator: tut tut tut tut..
hahahahaha
semoga kami tidak disantap komodo
17/8/2013
Sekitar Jam 04.00 wita, saya terbangun karena kedinginan ditambah kaki basah karena embun, kebetulan saya tidak dapat jatah selimut, peduli setan..lanjuttt tidur.

Jam 07.00 kami masuk ke P Komodo dan memilih long trek yang membutuhkan waktu trekking sekitar 3jam. Komodo disini lebih besar dari di P Rinca, Pulaunyapun lebih subur & sejuk, sehingga cukup nyaman untuk trekking.
Irfan, guide kami yg masih magang. Dia mendapatkan
kursus singkat bahasa gaul dari kami, spt:
woles, maho dll.
Hutan asam, buah asam yg jatuh dimakan rusa &
Rusa dimakan Komodo
entah burung apa namanya, tapi terlihat sangat indah sekali
berada sangat tinggi diatas ranting pohon
Seekor komodo yg bersembunyi
dibalik semak tapi masih terlihat
oleh kami

Seekor Komodo yg menurut Ranger senior:
Adalah betina, cepat sekali dia menghilang
dari pandangan kami.
                                     

                                     
Akhirnya kami berkesemptan berfoto
secara full team

Kembali ke Posko dan kembali menemukan
Komodo pemalas yg sedang tidur siang.
Kami kembali ke perahu untuk melanjutkkan ke tujuan selanjutnya, sialnya:Perahu kami mogok, 4 jam pun terbuang. Tapi kami berusaha tetap gembira dengan bernyanyi, menari & tertawa seperti orang kesurupan.hehehe.

Manta Point terpaksa kita skip, berhubung waktu sudah hampir sore, kita langsung ke P Kanawa.
P Kanawa ternyata sudah dikuasai orang asing, perahu kita tidak diperkenankan mendekati dermaganya.
Pulau ini juga menurut saya, tdk cocok utk Snorkeling, lebih cocok utk diving, karena bagian yang indah berada di perairan yg agak dalam (tidak terlihat jelas klo snorkeling), sedangkan bagian yg agak dangkal: trumbu karangya terlihat jelek & kehitaman.

Ada cerita memalukan disini: saat pertama kali saya turun dari perahu dan akan berenang ke Pulau; tiba2 ada bentuk seperti Ikan pari raksaksa dibawah saya, saya langsung teringat Steve Irwin yg tewas tertusuk ikan pari, secepat kilat saya langsung berenang balik dan naik lagi ke perahu..bukan saya saja ternyata, semua rekan2 saya juga melakukan hal yg sama.............beberapa saat kemudian kami baru sadar, kalau itu ternyata adalah gelembung udara yg ditimbulkan oleh orang yg sedang diving dibawah kami dan bukan ikan pari. hehe.

foto2 Pulau Kanawa:


Sudah menjelang gelap, kami langsung berlayar kembali menuju Labuan Bajo, P bidadari harus kita skip juga. Untung dapat Sunset yag indah:

Sekitar jam 20.00 perahu kami merapat di Labuan Bajo, kami langsung menuju Kantor travel penyelenggara trip kami dan  dijanjikan besoknya 1 hari paket snorkeling gratis & makan sebagai ganti 4jam perahu mogok, tapi berhubung, besok kami harus lanjut ngegas, kami tidakbisa ikut; hanya 3 orang: Arnold & sepasang turis Belgia yg ikut.

Roncian biaya untuk bagian3 = 
1) bensin premium = 0 (belum ngisi lg)
2) Penginapan = Rp 130.000 X 2 hr / 3 org = Rp 87.000
3) Sailing trip 2D 1n = Rp 750.000
4) Patungan utk restribusi Rinca & Komodo + tips = Rp 150.000
5) Sewa peralatan snorkeling + Finn = 60rb /2hr
6) makan, minum, rokok & jajan = Rp 150.000
   Total Biaya bagian 3 = Rp 1.197.000

Bersambung ke bagian (4 Flores)
Kembali ke bagian 2 (Bali - Lombok - Sumbawa)
Kembali ke Bagian 1 (Jawa - Bali)